Taksi & Ojek Online Ingin Tarif Naik, Kemenhub Kaji Daya Beli Konsumen

Fahmi Ahmad Burhan
12 Februari 2020, 13:06
Taksi dan Ojek Online Ingin Tarif Naik, Kemenhub Kaji Daya Beli Konsumen
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi, pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/11/2019).

(Baca: Regulasi Taksi Online Berlaku Efektif pada Juni 2019)

Batas bawah wilayah I yang meliputi Sumatera, Jawa dan Bali sebesar Rp 3.500 per kilometer dan tarif batas atas Rp 6.000 per kilometer. Untuk wilayah II termasuk Nusa Tenggara dan Kalimantan dibatasi minimal Rp 3.700 dan maksimal Rp 6.500 per kilometer.

Sedangkan skema tarif ojek online merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 348 Tahun 2019. Kemenhub juga sudah berdiskusi dengan aplikator seperti Gojek dan Grab, asosiasi pengemudi, dan YLKI terkait tarif ojek online akhir bulan lalu.

Dari diskusi itu, mereka sepakat tidak mengambil opsi menurunkan tarif ojek online. Maka, pilihannya naik atau tetap. (Baca: Kemenhub, Gojek, Grab dan Asosiasi Sepakat Tarif Ojek Online Tak Turun)

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi mengungkapkan kemungkinan besar tarif di daerah tetap, sedangkan Jabodetabek naik. "Kami punya rumusnya dan sampaikan nanti," ujar Budi kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (31/1).

Di satu sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) memasukkan tarif taksi dan ojek online ke dalam perhitungan inflasi mulai Januari. Inflasinya masuk kategori yang diatur pemerintah (administered price).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...