6 Sebab Google, Amazon, Microsoft, Alibaba Incar Pasar Pusat Data RI

Fahmi Ahmad Burhan
Oleh Fahmi Ahmad Burhan - Cindy Mutia Annur
26 Juni 2020, 12:41
6 Sebab Google, Amazon, Microsoft, Alibaba Incar Pasar Pusat Data RI
Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi Googe

Berdasarkan data dari IDC, lebih dari 90% perusahaan di Asia Pasifik akan mengandalkan kombinasi teknologi cloud hingga 2021. Sebab, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mempunyai 150 juta pelanggan.

"Namun, tantangannya, bagaimana Telkomsel mengubah data untuk mendapatkan insight, dari seluruh Indonesia. Bagaimana kami olah dan mendapatkan nilai tambah," kata Vice President of Business Intelligence and Analytics Telkomsel Tina Lusiana.

Kelima, Google menilai bahwa pasar Indonesia potensial dan dinamis. "Indonesia merupakan salah satu negara paling kreatif, dinamis, dan berjiwa entrepreneur di Asia Tenggara," kata CEO Google Sundar Pichai saat konferensi pers secara virtual, Rabu (24/6).

(Baca: Pusat Data Google & Amazon di RI Bakal Buat Layanan Cloud Diminati)

Sejauh ini, ada beberapa perusahaan Tanah Air yang sudah menggunakan layanan Google Cloud. Tokopedia misalnya, menggunakan Google Cloud untuk memperkirakan permintaan dan mengelola inventaris.

Keenam, Indonesia memiliki empat unicorn yakni Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Juga satu decacorn yakni Gojek. "Keberadaan unicorn artinya banyak pelanggan yang dilayani,” ujar Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie.

Perusahaan teknologi lainnya Microsoft Corporation pun berencana menanamkan modal sebesar US$ 1 miliar atau setara hampir Rp 13,6 triliun untuk membangun pusat data di Indonesia. Pusat data ini digunakan untuk menunjang program big data Microsoft yang ada di Tanah Air.

Alibaba Cloud bahkan telah membangun dua pusat data di Tanah Air pada 2018 dan 2019. Country Manager Alibaba Cloud Indonesia  Leon Chen mengatakan, permintaan layanan cloud di Tanah Air terus meningkat.

(Baca: Pusat Data Amazon di Indonesia Mulai Operasi 2022)

Perusahaan pun berkomitmen untuk menginvestasikan US$ 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun untuk pengembangan layanan cloud selama tiga tahun. "Kami akan terus menginvestasikan talenta dan ekosistem kami. Perusahaan melihat potensi pasar di Indonesia besar," ujar Chen, beberapa waktu lalu (10/6).

Lalu, anak usaha Amazon, yakni Amazon Web Service (AWS) berencana membangun tiga pusat data di Indonesia pada akhir 2021 atau awal 2022. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menilai, pembangunan pusat data tersebut akan bermanfaat bagi pengembangan bisnis dan industri nasional.

Sebab, pusat data tersebut dapat meningkatkan efisiensi bagi pelaku bisnis dan mendorong pengembangan sumber daya manusia. (Baca: Komputasi Awan Bawa Microsoft Salip Apple Sebagai Perusahaan Termahal)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...