AS Kaji Regulasi Baru soal Facebook Raih Untung dari Ujaran Kebencian

Fahmi Ahmad Burhan
8 Oktober 2021, 15:26
Facebook, media sosial, amerika
Anton/pexels.com
Tampilan Facebook di Smartphone

Ia pun meminta Kongres membuat undang-undang untuk memperbarui peraturan internet, terutama terkait ujaran kebencian saat pemilu, konten berbahaya, privasi, dan persaingan. 

Hal itu akan membuat Facebook dan platform media sosial lain bertanggung jawab secara hukum atas keputusan penayangan konten di platform. Regulasi juga akan memaksa perusahaan semakin terbuka, sehingga data internal mengani dampak media sosial tersedia untuk peneliti independen. 

"Saya maju dengan risiko pribadi yang besar karena saya yakin, masih ada waktu untuk Facebook berubah," kata Haugen dikutip dari CNN Internasional, Rabu (6/10).

Haugen merupakan mantan manajer produk di Facebook yang bertugas pada bagian Integritas Kewarganegaraan atau Civic Integrity. Ia meninggalkan Facebook pada 2021 setelah pembubaran Civic Integrity.

Ia juga yang melaporkan dokumen rahasia Facebook ke Wall Street Journal, media yang menerbitkan investigasi masalah Facebook dalam menjaga konten dari efek negatif dan misinformasi.

Dokumen itu mengungkap bahwa ada banyak dampak buruk Facebook bagi remaja. Bahkan 13% anak muda di Inggris dan 6% di AS berpikir untuk bunuh diri.

Sebanyak 32% remaja perempuan mengatakan, ketika mereka merasa buruk tentang tubuh mereka, platform Instagram besutan Facebook membuatnya lebih buruk.

Haugen mengajukan setidaknya delapan keluhan kepada Securities and Exchange Commission di AS terkait Facebook. Ia menuduh Facebook menyembunyikan penelitian tentang kekurangan perusahaan dari investor dan publik.

Namun Mark Zuckerberg membantah kesaksian Haugen. Ia mengatakan, tidak masuk akal jika Facebook mencari keuntungan dari konten ujaran kebencian.

"Argumen bahwa kami dengan sengaja mendorong konten ujaran kebencian demi keuntungan sangat tidak masuk akal," kata Zuckerberg dalam unggahan di blog dikutip dari The Guardian, Rabu (6/10).

Ia mengatakan, selama ini perusahaan memerangi konten berbahaya seperti ujaran kebencian. "Kami mempekerjakan lebih banyak orang yang berdedikasi untuk ini (memerangi ujaran kebencian) daripada (platform) yang lain," katanya.

Zuckerberg juga membantah tudingan Haugen terkait penggunaan algoritme agar platform terus menerus menghasilkan konten ujaran kebencian. Ia mengatakan, perubahan algoritme pada 2018 bertujuan meningkatkan kesejahteraan.

"Ini menunjukkan lebih sedikit video viral dan lebih banyak konten dari teman dan keluarga," kata Zuckerberg.

Ia pun membantah tuduhan bahwa Facebook menyembunyikan dokumen dampak media sosial. Menurutnya, raksasa teknologi asal AS ini menetapkan standar industri terkemuka untuk transparansi dan pelaporan. Alhasil, menurutnya tidak mungkin suatu dokumen disembunyikan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...