Ibu Kota Baru hingga Startup Indonesia Mulai Beralih ke Metaverse
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi tren teknologi metaverse. Setidaknya, ada lima lembaga pemerintahan dan perusahaan Nusantara yang mulai beralih ke dunia virtual.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas tengah menyiapkan rancangan ibu kota baru versi dunia virtual metaverse. “Semoga dalam empat bulan kami bisa menunjukkan," kata Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat dengan DPR, pekan lalu (13/1).
Namun, Suharso mengatakan bahwa rencana itu tidak akan masuk dalam Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN). Adopsi teknologi dunia virtual ini bakal masuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang lebih teknis.
Kemudian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) gencar mengembangkan riset terkait teknologi metaverse dengan menggaet Telkom University.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Riset Informatika BRIN Didi Rosiyadi mengatakan, pengembangan metaverse sudah harus segera dilakukan. Sebab, implementasi teknologi ini akan begitu luas nantinya misalnya, untuk pembelajaran mahasiswa secara virtual.
“Metaverse nampaknya sudah menjadi media baru yang perlu kami pelajari dan persiapkan bersama," kata Didi dikutip dari laman resmi Telkom University, pekan lalu (13/1).
Telkom University pun memiliki banyak fasilitas yang dapat digunakan untuk pengembangan metaverse, seperti Research Center dan Laboratory, Telecom Infra Project (TIP), Advanced Intelligent Communications (AICOMS), Bandung Techno Park (BTP), dan Telkom University Creative Center (TUCC).
Upaya Bappenas dan BRIN itu sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi agar Indonesia bersiap menghadapi perkembangan teknologi metaverse. Jokowi menyebut bahwa Tanah Air perlu strategi mengembangkan dunia virtual agar tidak tertinggal jauh.
Sebab, sejumlah raksasa teknologi global kini berlomba-lomba membangun metaverse. "Facebook berganti nama menjadi Meta, ada Epic Games, Roblox, Microsoft semua masuk ke sana," ujar Jokowi dalam Launching Akselerasi Generasi Digital di Jakarta, tahun lalu (15/12/2021).
Metaverse merupakan versi teranyar dari virtual reality (VR) tanpa komputer. Pengguna teknologi dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis augmented reality (AR) maupun VR.
Katadata.co.id mencatat, setidaknya ada lima lembaga pemerintahan dan perusahaan di Indonesia yang tengah gencar mengembangkan metaverse, di antaranya:
1. Kementerian PPN atau Bappenas
Bappenas menyiapkan rancangan ibu kota baru versi dunia virtual metaverse. Rencana pembuatan ibu kota baru versi metaverse sebenarnya sudah diungkapkan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB). Mereka mengumumkan wacana pembentukan tim khusus pada bulan lalu.
"Kami akan membangun versi meta (metaverse). Pelayanan atau aktivitas di dalamnya (ibu kota baru) bisa kami visualisasikan dalam bentuk tiga dimensi yang menggunakan aplikasi digital," kata Ketua IA ITB Gembong Primadjaja, dikutip dari Antara, bulan lalu (18/12/2021).
Gembong mengatakan, rencana tersebut mengikuti langkah pemerintah Korea Selatan yang membuat ibu kota yakni Seoul dalam versi metaverse. Negeri ginseng disebut akan menjadi salah satu negara pencetus pembangunan kota di dunia virtual.
2. BRIN
BRIN juga tengah gencar mengembangkan riset terkait teknologi metaverse dengan menggaet Telkom University. Rencana awal BRIN masuk ke metaverse dengan membuat prototipe 3D hologram sebagai sarana komunikasi virtual.
3. WIR Group
WIR merupakan singkatan dari We Indonesians Rock, Rise and Rule. Perusahaan ini memproduksi programming dan inovasi teknologi AR ke lebih dari 20 negara. Itu dengan bimbingan dari Kementerian Kominfo serta kemitraan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
WIR Group masuk daftar “Metaverse Companies to Watch in 2022” versi majalah bisnis internasional Forbes GE. Daftar ini termasuk Apple, Microsoft, dan Facebook yang baru berganti nama menjadi Meta.
4. Arutala
Startup asal Yogyakarta ini dinilai mempercepat implementasi dunia virtual. Perusahaan rintisan berbasis teknologi VR dan AR itu berkomitmen untuk terus berinovasi, mempercepat, dan memperluas implementasi metaverse di Indonesia.
Arutala berfokus pada kolaborasi VR dan AR di industri teknologi kesehatan, pertambangan, dan alat berat. Arutala berhasil mengembangkan produk-produk inovatif bagi berbagai perusahaan di dalam maupun luar negeri.
5. Kasual
Perusahaan rintisan direct to consumer (DTC) di bidang busana (fashion) ini berencana menggunakan teknologi AR untuk membuat pengukuran tubuh secara 3D. Rencana itu dikembangkan setelah Kasual meraih pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures tahun lalu.
Melalui solusi pengukuran tubuh berbasis teknologi 3D pengunjung dapat melakukan pesanan busana kustomisasi secara instan dan akurat menggunakan pemindai tubuh elektronik.