6G Cina 100 Kali Lebih Cepat dari 5G, Amerika Bakal Rugi Besar?

Desy Setyowati
14 Februari 2022, 11:14
6G, cina, amerika, eropa, internet
Huawei
6G

“Hal yang paling menarik bukan hanya tentang kecepatan. Ini tentang memperkenalkan dimensi fisik baru, yang dapat mengarah ke dunia yang sama sekali anyar dengan kemungkinan yang hampir tak terbatas,” kata peneliti.

Dia meminta untuk tidak disebutkan namanya karena terlibat dalam proyek penelitian rahasia dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di Cina.

Meski begitu, pemerintah Cina dan industri telekomunikasi akan berfokus terutama pada penerapan massal 5G di tahun-tahun mendatang. Ini karena teknologi gelombang milimeter yang ada semakin matang dengan biaya yang semakin menurun.

Sedangkan peluncuran komersial 6G diperkirakan pada 2030. “Militer dapat mengadopsi teknologi ini lebih awal karena mereka lebih peduli pada kinerja daripada biaya,” katanya.

6G Cina Akan Kalahkan Amerika?

Amerika Serikat dan Jepang mengumumkan program US$ 4,5 miliar pada April 2021 sebagai upaya bersama untuk melawan kemajuan pesat Cina dalam teknologi 6G.

Survei Nikkei dan perusahaan riset Cyber ​​Creative Institute yang berbasis di Tokyo pada September 2021 menunjukkan, Cina memiliki lebih dari 40% pengajuan paten 6G dunia. Sedangkan AS 35%, Jepang 10%, Eropa 9%, dan Korea Selatan 4%.

CEO Ericsson Börje Ekholm pernah mengatakan, negara-negara Barat seperti AS dan Eropa rugi jika Cina membuat standardisasi 6G sendiri. Menurutnya, Tiongkok akan membentuk ekosistem teknologi khusus.

“Ekosistem Cina akan menjadi pesaing tangguh bagi Barat,” kata Ekholm dalam wawancara eksklusif dengan Light Reading dikutip dari Telecoms, tahun lalu (25/8/2021).

Menurutnya Cina memiliki keunggulan dari sisi riset dan pengembangan (R&D) bidang teknologi telekomunikasi. “Meskipun investasi 5G kuat di AS, kurang jelas apakah ekosistem Barat akan mengikuti pengeluaran R&D yang besar di Asia, khususnya Cina,” kata Ekholm.

Pemisahan ekosistem teknologi antara AS dan Cina pun tengah terjadi. AS melarang vendor telekomunikasi Tiongkok, seperti Huawei, di banyak pasar. Negeri Paman Sam juga membujuk Eropa melakukan hal serupa.

Hal itu berdampak juga ke Ericsson, yang pangsa pasarnya menurun di Cina. Ini karena Swedia memblokir jaringan 5G Huawei.

Meskipun di satu sisi, Ericsson bisa menggaet lebih banyak pasar di Eropa dan AS yang ditinggal oleh Huawei.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...