Perang Hacker Rusia dan Ukraina

Desy Setyowati
8 Maret 2022, 14:01
rusia, ukraina, perang rusia ukraina, hacker, hacker rusia, serangan siber
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

Mereka juga memungkinkan orang melaporkan lokasi pasukan Rusia.

“Kami benar-benar segerombolan. Kawanan yang mengatur diri sendiri," kata eksekutif informasi teknologi (IT) berusia 37 tahun di pusat tentara digital bootstrap Ukraina, Roman Zakharov, dikutip dari Fortune, Senin (7/3).

Zahkarov menjalankan penelitian di startup otomatisasi sebelum bergabung dengan korps peretas pro-Ukraina. Grupnya adalah StandForUkraine, yang didalamnya terdapat engineer perangkat lunak, manajer pemasaran, desainer grafis, dan pembeli iklan online.

Gerakan itu bersifat global, karena menarik para profesional IT di diaspora Ukraina.

"Kedua negara kita takut pada satu orang, (Presiden Rusia Vladimir) Putin," kata Zakharov. “Relawan menjangkau orang-ke-orang di Rusia dengan panggilan telepon, email, pesan teks, serta mengirim video dan gambar tentara yang tewas dari pasukan invasi lewat panggilan virtual.”

Beberapa membangun situs web yang memungkinkan para ibu di Rusia melihat foto orang-orang Rusia yang ditangkap. “Supaya mereka bisa menemukan putranya," kata Zakharov melalui telepon dari Kyiv, ibu kota Ukraina.

Fortune melaporkan, situs web pemerintah Rusia beberapa kali mengalami gangguan karena serangan DDoS. Tetapi umumnya, mereka bisa mengatasi serangan siber ini.

Tapi apakah itu sah? Beberapa analis mengatakan itu melanggar norma dunia maya internasional. Pengembang di Estonia mengatakan mereka berkoordinasi dengan Kementerian Transformasi Digital Ukraina.

Seorang pejabat tinggi keamanan siber Ukraina Victor Zhora bersikeras bahwa sukarelawan lokal hanya menyerang apa yang mereka anggap sebagai target militer, termasuk sektor keuangan, media yang dikendalikan Kremlin, dan perkeretaapian.

Pada akhir pekan, Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov, mengumumkan pembentukan tentara siber sukarelawan. Tentara IT Ukraina memiliki  290 ribu pengikut di Telegram.

Wakil Ketua Layanan Komunikasi Khusus Negara Zhora mengatakan, salah satu tugas sukarelawan Ukraina adalah mendapatkan informasi intelijen yang dapat digunakan untuk menyerang sistem militer Rusia.

Beberapa pakar keamanan siber menyatakan keprihatinannya bahwa meminta bantuan dari pekerja lepas yang melanggar norma siber dapat memiliki konsekuensi eskalasi berbahaya.

Satu kelompok bayangan mengklaim telah meretas satelit Rusia dan Direktur Jenderal Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin.

Mereka mengakui tindakan itu salah. Akan tetapi, dikutip oleh kantor berita Interfax, mereka juga mengatakan bahwa serangan siber semacam itu akan dianggap sebagai tindakan perang.

“Kami tidak menyambut aktivitas ilegal apa pun di dunia maya,” kata Zhora. “Tetapi tatanan dunia berubah pada 24 Februari (ketika Rusia menyerbu).”

Eksekutif keamanan siber sipil yang membentuk relawan siber Ukraina, Yegor Aushev mengatakan, mereka berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan Ukraina. Jumlah relawan lebih dari 1.000.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...