Sri Mulyani Sebut Greenwashing Jadi Tantangan Ekonomi Hijau, Apa Itu?
Fenomen greenwashing kembali ramai belakangan ini. Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terbaru menunjukkan banyak janji pengurangan emisi oleh korporasi, perbankan, dan kota-kota di dunia sekadar praktek “greenwashing”.
Laporan yang terbit di tengah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim atau COP27 di Mesir tersebut bertujuan menunjukkan garis batas antara klaim dengan aksi iklim sebenarnya. Praktik greenwashing yang dapat menipu konsumen, investor, dan pembuat kebijakan.
Kepala Operasi McKinsey Asia Tenggara Thomas Hansmann mengatakan fenomena greenwashing menjadi risiko pengembangan ekonomi hijau di beberapa wilayah. Meski demikian, ia tidak melihat perusahan-perusahaan di dalam negeri mempraktekkan hal tersebut.
"Saya tahu bahwa terkadang dari luar sepertinya anda melihatnya mereka hanya banyak bicara. Tapi kenyataanya dari apa yang saya lihat dan saya bekerja untuk banyak perusahaan terbesar di Indonesia dan di luar Indonesia, mereka benar-benar berusaha untuk mewujudkannya (komitmen ramah lingkungan)," kata Hansmann dalam acara The 11th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/12).
Ia bahkan melihat bahwa banyak komitmen untuk ekonomi hijau di Indonesia sudah dilakukan dengan 'ketulusan' atau memang bersungguh-sungguh dengan komitmennya. Meski demikian, Hansmann juga melihat profesi akuntansi yang ketata menjadi faktor penting untuk mengatasi masalah ini.