Australia Janji Hentikan Pendanaan Proyek Bahan Bakar Fosil Asing

Hari Widowati
7 Desember 2023, 13:49
Di KTT Iklim PBB COP28, Australia menandatangani sebuah pernyataan untuk mengakhiri pendanaan ekspansi bahan bakar fosil di luar negeri.
Katadata/Ezra Damara
Di KTT Iklim PBB COP28, Australia menandatangani sebuah pernyataan untuk mengakhiri pendanaan ekspansi bahan bakar fosil di luar negeri.

Di KTT Iklim PBB COP28, Australia menandatangani sebuah pernyataan untuk mengakhiri pendanaan ekspansi bahan bakar fosil di luar negeri. Australia bergabung dengan 39 negara yang telah berjanji untuk menghentikan investasi internasional dalam proyek-proyek yang menimbulkan polusi.

Kemitraan transisi energi bersih, yang juga dikenal sebagai Pernyataan Glasgow, ditandatangani di sela-sela konferensi iklim PBB COP28 di Dubai, yang kini memasuki minggu kedua. Penandatangan lainnya termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, dan negara-negara tetangga di Pasifik, seperti Fiji.

Norwegia juga menandatangani perjanjian ini minggu ini pada pertemuan tersebut. Ini berarti sebagian besar negara OECD telah berkomitmen untuk menghentikan pendanaan bahan bakar fosil internasional. 

Langkah ini secara umum disambut baik oleh para pendukung lingkungan. Fokus mereka kini tertuju pada investasi Australia dalam proyek-proyek bahan bakar fosil di dalam negeri.

Menurut lembaga pemikir kebijakan publik Australia Institute, pemerintah federal dan negara bagian negara ini menghabiskan lebih dari A$11 miliar (US$7,22 miliar) untuk mensubsidi industri bahan bakar fosil dalam negeri. Nilai subsidi ini 14 kali lipat lebih besar daripada Dana Siap Siaga Bencana Australia, yang dibentuk untuk merespons krisis yang berkaitan dengan iklim.

Australia's Conservation Foundation (ACF), organisasi lingkungan hidup nasional Australia, menyambut baik keputusan pemerintah yang akhirnya menandatangani Pernyataan Glasgow. ACF menggambarkan langkah tersebut sebagai langkah positif.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...