Tambang Nikel Rusak Ratusan Ribu Hektare Lahan Hutan di Halmahera

Tia Dwitiani Komalasari
30 Januari 2024, 06:25
Petugas menunjukkan produk feronikel shot setelah melalui proses peleburan.
PT Antam Tbk
Petugas menunjukkan produk feronikel shot setelah melalui proses peleburan.

Misalnya saja di Halmahera Timur terdapat 19 IUP dengan total luas konsesinya sebesar 101.047,21 hektar, sedangkan di Halmahera Tengah ada 13 izin dengan luas total konsesi 10.390 hektar.

Sementara di Halmahera Selatan ada 15 izin dengan total luas konsesi sebesar 32.236 hektar. Untuk IUP nikel yang mencaplok dua kawasan administratif sekaligus yakni wilayah Halmahera Timur dan Halmahera Tengah sebanyak 4 izin dengan luas total konsesi sebesar 70.287 hektar.

Dengan demikian 203.597 hektare hutan di Halmahera berpotensi rusak akibat penambangan tersebut. Kehilangan tutupan hutan, dominan terjadi pada wilayah operasional penambangan bijih nikel.

Katadata.co.id telah menghubungi Harita Nickel dan Antam untuk meminta tanggapan tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada respons dari yang bersangkutan.

 Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak kehilangan hutan primer tropis (humid tropical primary forest) dalam dua dekade terakhir. Hal ini tercatat dalam laporan Global Forest Review dari World Resources Institute (WRI).

WRI mendefinisikan hutan primer tropis sebagai hutan berusia tua yang memiliki cadangan karbon besar dan kaya akan keragaman hayati.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...