Lampaui Pangan, Konsumsi Sawit untuk Biodiesel Naik pada 2023

Tia Dwitiani Komalasari
15 Maret 2024, 09:16
Pekerja menunjukkan kelapa sawit di Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (29/4/2023). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat stok minyak sawit per bulan Februari 2023 sebanyak 2,63 juta ton atau menyusut dari posisi
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc.
Pekerja menunjukkan kelapa sawit di Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (29/4/2023). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat stok minyak sawit per bulan Februari 2023 sebanyak 2,63 juta ton atau menyusut dari posisi Januari 2023 sebesar 3,09 juta ton.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, mengatakan ekspor biodiesel Indonesia ke Uni Eropa turun 70 persen imbas akan diberlakukannya Undang-undang anti deforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR). 

"Uni Eropa dengan berbagai cara mencoba mendiskriminasikan produk biofuel Indonesia, antara lain melalui negatif campaign RED (Renewable Energy Directive)," kata Jisman saat membuka Seminar Tantangan Industri Bioenergi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia, Selasa (27/2).

Selain itu, Uni Eropa juga melancarkan tuduhan anti-dumping dan mengenakan biaya masuk tambahan atas produk bioenergi, khususnya sawit. Terbaru, Uni Eropa juga menerapkan EUDR, yaitu regulasi yang mencegah impor produk-produk pertanian dan hutan terkait deforestasi ilegal.

"Berbagai tantangan tersebut telah menurunkan ekspor biodiesel kita hingga 70%," ujarnya.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian , Setia Diarta, mengatakan kebijakan EUDR pada produk biodiesel Indonesia sebenarnya baru akan diberlakukan tahun depan. Namun, dampaknya sudah terjadi pada penurunan ekspor dari 2022-2023.

Dia mengatakan, isu kebijakan tersebut berkembang dan membuat importir menjadi lebih hati-hati. Selain itu, penurunan ekspor juga disebabkan adaya penurunan harga komoditas. 

"Ketika mau diterapkan EUDR, orang menjadi was-was," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...