Demam Berdarah dan Malaria Melonjak Imbas Perubahan Iklim
Nyamuk harimau Asia (Aedes albopictus) pembawa demam berdarah telah menyerang 13 negara di Eropa sejak 2000, Penyakit ini terlihat di Italia, Prancis, Spanyol, Malta, Monako, San Marino, Gibraltar, Liechtenstein, Swiss, Jerman, Austria, Yunani, dan Portugal pada 2023.
Lowe mengatakan perubahan iklim akan meningkatkan penyebaran ini saat kekeringan dan banjir melanda dunia.
“Kekeringan dan banjir yang terkait dengan perubahan iklim dapat menyebabkan penularan virus yang lebih besar, dengan air yang disimpan menyediakan tempat berkembang biak nyamuk tambahan,” katanya.
Ia memperkirakan jika emisi karbon dan pertumbuhan populasi terus berlanjut, maka 4,7 miliar orang akan terkena dampak demam berdarah dan malaria pada akhir abad ini.
Kasus Demam Berdarah di Indonesia Melonjak
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus demam berdarah dengue di Indonesia pada periode kuartal I atau Januari-Maret 2024 meningkat hampir tiga kali lipat dibanding periode sama tahun lalu.
"Update minggu ke-12 tahun 2024, jumlah kasus (DBD) mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi, dilansir dari Antara, Minggu (31/3/2024).