Perusahaan Migas Tiongkok Mulai Lirik Bisnis Energi Hijau

Image title
4 September 2020, 17:58
migas, energi baru terbarukan, tiongkok
ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi, pembangkit listrik tenaga bayu (angin). Perusahaan migas asal Tiongkok ingin mengembangkan energi terbarukan, salah satunya tenaga angin.

Sinopec mengatakan hanya merencanakan membangun proyek hidrogen "skala tertentu" dari suplai hidrogen murni tingkat tinggi pada 2025. "Ini langkah kecil menuju arah yang benar. Pertanyaannya yaitu seberapa cepat mereka membuat perubahan," ujar Peneliti dai Bernstein, Neil Beveridge.

Dekan China Institute for Studies in Energy Policy, Lin Boqiang, mengatakan risiko ekonomi hidrogen dibesar-besarkan seiring pemerintah provinsi berebut mendapatkan investasi dari Beijing. "Sumber EBT Tiongkok terkonsentrasi di bagian utara dan barat laut, pengangkutan hidrogen berbasis energi hijau ke pusat-usat konsumsi di timur dan selatan akan menjadi tantangan yang luar biasa," kata Lin.

Di sisi lain, Tiongkok menargetkan permintaan gas alam, yang mengeluarkan setengah dari kadar karbondioksida batu bara, meningkat 15% dari total konsumsi energi primer pada 2030. Hal itu didorong oleh konsumsi pembangkit listrik dan perumahan.

Petrochina sejuah ini memasukkan pembangkit listrik tenaga gas ke dalam investasi hijaunya. Sedangkan CNOOC berkomitmen meningkatkan pangsa gas alamnya menjadi 30% pada 2025 dari 19% pada saat ini. Sinopec berencana menggandakan produksi serpihan gas (gas shale) selama periode yang sama.

Sementara itu, pasar tenaga surya dan angin di Tiongkok berkembang cukup pesat. Hal itu didukung oleh subsidi pemerintah dan penurunan biaya pokok produksi listrik.

Industri tersebut pun telah dipenuhi oleh produsen listrik swasta dan perusahaan pelat merah Tiongkok. Sehingga perusahaan minyak raksasa kesulitan mewujudkan ambisi energi hijau mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...