Peran Vital PLN dalam Mengejar Target Bauran EBT 23% pada 2025

Image title
4 Agustus 2021, 17:51
bauran ebt, pln, pembangkit ebt
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Seorang operator Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Oelpuah, berjalan di samping sejumlah panel PLTS di desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, Selasa (3/12). PLTS Oelpuah adalah satu-satunya PLTS terbesar di Indonesia berkekuatan 5 mega watt peak (MWp) tersebut digunakan untuk membantu PLN mensuplai aliran listrik bagi warga Kupang. FOTO/Kornelis Kaha.

Fabby menilai ada ketidaksesuaian karena PLN hanya menghitung 23% dari total kapasitas pembangkit. Padahal dalam RUEN, 23% tersebut adalah bauran energi terbarukan atau setara dengan 31-33% total energi listrik yang dibangkitkan pada 2025.

Hingga semester I 2021, PLN mencatat kapasitas pembangkitnya yang beroperasi mencapai 63 GW, dengan porsi EBT 7,9 GW. Beroperasinya PLTS terapung Cirata PLN akan mendapat tambahan kontribusi EBT sekitar 0,2%.

"Kami harap pengembangan PLTS ini menjadi pemicu pengembangan EBT. Khususnya PLTS dengan tarif yang kompetitif, sebagai bagian upaya PLN untuk menghadirkan energi yang bersih," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, Selasa (3/8).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menilai berdasarkan capaian PLN di semester I, maka perusahaan setrum pelat merah ini perlu usaha ekstra dalam mengejar kekurangan. Apalagi tantangan dalam pengembangan EBT hingga kini masih berkutat pada harga jual listrik.

"Untuk masalah kemampuan teknis saya tidak meragukan kemampuan PLN dalam membangun listrik EBT. Saya justru melihat kendala utamanya adalah pada harga jual dari listrik EBT masuk toleransi PLN atau tidak," katanya.

Menurut dia, PLN kemungkinan akan menerima listrik EBT sepanjang biaya pembeliannya lebih kecil dari marginal cost pembangkit batu bara. Pasalnya PLN dihadapkan pada batasan untuk menjaga biaya pokok penyediaan (BPP) listrik pada level tertentu.

Sehingga EBT yang bisa masuk adalah yang harganya tidak menyebabkan BPP meningkat. Sementara sudah hampir dapat dipastikan masuknya EBT akan meningkatkan BPP karena harganya untuk saat ini lebih mahal dari listrik batu bara.

"Sejak tahun 2008 kami sudah mengkritisi bahwa pangkal masalah ada di kebijakan tarif atau harga jual listrik EBT-nya," kata dia.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...