Luhut: Perubahan Iklim Sumber Ketidakpastian Global Selain Omicron

Happy Fajrian
9 Februari 2022, 15:57
luhut, perubahan iklim, ebt, net zero, emisi karbon
Humas Setkab/Agung Bin
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Kemudian mempensiunkan dini PLTU berbahan bakar batu bara dan menggantinya dengan pembangkit listrik EBT. Dalam RUPTL PLN 2021-2025, porsi pembangkit listrik EBT yang akan dibangun mencapai 51%.

Kemudian porsinya dalam bauran energi nasional juga akan ditingkatkan hingga sekitar sepertiga pada periode 2051-2060. Pembangkit EBT akan didominasi tenaga surya, hidro, dan geothermal. “Peta jalan ini didukung potensi sumber EBT Indonesia yang melimpah, mencapai 472,6 gigawatt (GW),” ujarnya.

Lalu dalam aspek infrastruktur energi terbarukan, Indonesia akan membangun supergrid pada 2025 untuk menghubungkan sumber pembangkit EBT dengan daerah yang permintaan listriknya tinggi, mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Adapun terkait rencana pensiun dini PLTU, sebagai strategi phasing down batu bara, total ada 5,1 GW yang ditargetkan pensiun sebelum 2030. Namun kebijakan ini membutuhkan investasi besar yakni sekitar US$ 8,58 miliar atau lebih dari Rp 123 triliun.

Di samping itu pemerintah juga tengah mengimplementasikan carbon pricing atau nilai ekonomi karbon melalui kebijakan cap, trade, dan tax. “Pemerintah mengembangkan carbon cap, trade, dan pajak untuk menahan peningkatan emisi gas rumah kaca dan mengubah perilaku ekonomi,” kata Luhut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...