Green Refinery Kilang Cilacap Produksi Bahan Bakar Nabati Bioavtur-SAF
Selain itu, Bioavtur-SAF produksi Kilang Pertamina ini juga telah memenuhi kriteria kerangka kerja (framework) global di antaranya CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) oleh International Civil Aviation Organization, RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, EU/UK Emission Trading, dan Tax Credit IRA USA.
Masing-masing framework tersebut memiliki persyaratan ketat dalam hal kriteria sustainability . Mulai dari jenis feedstock, proses produksi sehingga pengembangan Bioavtur-SAF di Indonesia harus benar-benar melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia di Indonesia.
Kilang Cilacap merupakan kilang terintegrasi yang sejalan dengan transisi energi. Kilang itu saat ini telah menyelesaikan proyek green refinery phase 1 dan akan dikembangkan dengan phase 2 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO).
“Saat ini 3 KBPD menjadi 6 KBPD, serta kemampuan untuk meningkatkan komponen nabati pada SAF dari 2,4% menjadi 100%,” kata dia.
Selain itu, Taufik menuturkan pengembangan kilang Cilacap juga memungkinkan kilang untuk mengolah berbagai jenis feedstock antara lain Crude Palm Oil (CPO), Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.
Sebagai informasi, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance).