Greenpeace Desak Para Capres Tegas Dorong Perkembangan Ekonomi Hijau

Rena Laila Wuri
5 Februari 2024, 19:43
Greenpeace Indonesia mendorong para calon presiden atau capres untuk tegas dalam melakukan transisi energi untuk menuju ekonomi hijau.
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.
Greenpeace Indonesia mendorong para calon presiden atau capres untuk tegas dalam melakukan transisi energi untuk menuju ekonomi hijau.

“Industri ekstraktif seperti batu bara, kayu, dan semacamnya itu langsung berdampak langsung ke lingkungan kita,” ujar dia.

Strategi yang dilakukan paslon nomor urut 1 dalam menuju ekonomi hijau, kata Andi, di antaranya adalah membangun industri atau manufaktur hijau. 

“Kami ingin membangun manufaktur hijau dan akan menciptakan 15 juta lapangan kerja. Di mana lapangan kerja yang ada salah satunya greenjobs,” kata Andi.

Selain itu, paslon nomor 1 akan menerapkan batas emisi untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) di semua sektor. Andi mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan indeks ekonomi hijau yang sudah ada di Bappenas.

“Setiap perizinan perusahaan maupun dalam resiko bisnis yang ada di Indonesia kita akan menerapkan yang namanya batas atas emisi setiap sektor. Jadi sektor manufaktur sektor apapun bisa bertumbuh di Indonesia, tetapi ada batas emisinya,” ucapnya.

Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming, Drajad Wibowo, mengatakan untuk menuju ekonomi hijau paslon nomor 2 akan mempercepat transisi energi baru dan energi terbarukan (EBET). “Dalam jangka pendek kami akan segera melakukan transisi EBET melalui bio energi tapi target utamanya adalah kita harus beralih ke panas bumi atau geothermal,” kata Drajad.

Drajad mengatakan untuk pengelolaan sumber daya alam pihaknya akan mendorong pelaku usaha untuk memiliki sertifikat lestari. “Pengelolaan sumber daya alam itu harus memiliki syarat pelestarian sumber daya alam melaui sertifikat lestari,” ucapnya.

Drajad menuturkan untuk melakukan hilirasasi sumber daya terbarukan juga harus memiliki tiga syarat kelestarian wajib dipenuhi. Adapun diantaranya lestari sosial, lestari lingkungan dan lestari ekonomi.

“Sementara untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, hilirisasinya harus dihemat. Selain itu, kita naikkan nilai tambah sebesar mungkin,” ujar dia.

Drajad menuturkan dari hasil menaikkan nilai tambah tersebut dapat diinvestasikan ke beberapa sektor. “Surplusnya kita investasikan ke sektor pendidikan, kesehatan, riset, teknologi, dan inovasi supaya kita tidak lagi tergantung pada sumber yang tidak terbarukan, yang esktraktif tapi kita geser ke ekonomi hijau,” kata Drajad. 

Dewan Pakar TPN Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Satya Heragandhi, juga sependapat dengan paslon lainnya. Ia mengatakan paslon nomor 3 juga akan meninggalkan ekonomi ekstraktif dan beralih ke ekonomi hijau.

“Ekonomi hijau adalah ekonomi kita sekarang dan masa depan. Ekonomi ekstraktif adalah sejarah atau ekonomi terdahulu. Kalau kami melihatnya begini, problem ini harus kita carikan jalan keluarnya bersama-sama,” ucapnya.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...