ISA: Pertambangan Laut Dalam untuk Mineral Kritis Tak Terhindarkan

Hari Widowati
21 Februari 2024, 09:57
Ilustrasi pertambangan di laut dalam atau di dasar laut untuk mendapatkan mineral kritis.
123RF.com/cherezoff
Ilustrasi pertambangan di laut dalam atau di dasar laut untuk mendapatkan mineral kritis.

Ketika ditanya apakah sekarang ini kemungkinan hanya masalah waktu sebelum negara-negara memulai penambangan laut dalam, Lodge dari ISA menjawab, "Yang jelas sekarang ini, kami mencapai tingkat ketertarikan yang sangat tinggi, jadi menurut saya, hal ini sepertinya tidak bisa dihindari."

Dewan ISA, sebuah badan yang terdiri dari 36 negara anggota, berencana melanjutkan penyusunan peraturan pertambangan laut dalam. Regulasi tersebut akan diterbitkan pada Juli 2025.

Moratorium Pertambangan Laut Dalam

Hingga saat ini, 24 negara di seluruh dunia telah menyerukan moratorium atau penghentian sementara industri ini. Sementara itu, perusahaan-perusahaan multinasional seperti Google, Samsung, dan Volvo telah berjanji untuk tidak mengambil mineral dari dasar laut.

Ekosistem laut belum dipahami dengan baik. Para pegiat lingkungan khawatir bahwa kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di laut dalam dapat secara permanen mengubah rumah yang unik bagi spesies yang telah diketahui - dan banyak yang belum diketahui.

"Hal ini belum dilakukan, jadi sangat sulit untuk mengatakan dengan pasti bahwa hal ini akan merusak seperti yang diklaim oleh beberapa orang," kata Lodge dari ISA. Menurutnya, eksplorasi laut dalam telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun, sehingga banyak informasi dan data yang telah dikumpulkan.

Selain itu, teknologinya masih terus berkembang. Hasil uji coba teknologi yang lebih baru sangat menggembirakan karena dampaknya terhadap lingkungan diklaim sangat rendah dibandingkan dengan bentuk-bentuk pertambangan lainnya.

Berburu Mineral Kritis

Minat dunia yang tumbuh pesat terhadap mineral transisi energi tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Meskipun demikian, Badan Energi Internasional (IEA) telah memperingatkan bahwa pasokan mineral kritis masih jauh dari yang dibutuhkan untuk mengubah sektor energi. Hal ini dikarenakan adanya konsentrasi geografis yang relatif tinggi dari produksi banyak elemen transisi energi.

Menteri Energi Norwegia Terje Aasland mengatakan bahwa keputusan pemerintah untuk melanjutkan pertambangan laut dalam menandai sebuah langkah penting menuju hal yang tidak diketahui. Keputusan ini juga dapat membantu mematahkan dominasi mineral tanah jarang Cina dan Rusia.

"Kita berada dalam situasi yang cukup genting," kata Lodge, mengutip ekspektasi IEA bahwa permintaan akan mineral-mineral penting akan meningkat pesat di tahun-tahun mendatang.

Menurutnya, cadangan mineral kritis yang ada di darat tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk transisi energi. "Bahkan dengan peningkatan produksi yang pesat yang terjadi di negara-negara seperti Indonesia, kita masih belum mencapai target tersebut," ujar Lodge. Hal itu menjadi semakin kompleks dengan masalah perizinan yang rumit. "Di Amerika Utara, perizinan sebuah tambang baru membutuhkan waktu lebih dari satu dekade, sehingga sangat sulit."

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...