Perbankan Dunia Masih Danai Batu Bara Hingga Rp 21.400 T Sejak 2019

Happy Fajrian
15 Februari 2022, 19:01
pembiayaan batu bara, transisi energi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022).

Meski demikian kepala penelitian keuangan Urgewald, Katrin Ganswindt mengungkapkan bahwa ada tanda-tanda penurunan pembiayaan batu bara sepanjang 2020 dan 2021, meski tidak jelas apakah itu awal dari tren atau hanya dampak pandemi terhadap ekonomi.

Investor institusional telah menggabungkan kepemilikan lebih dari US$ 1,2 triliun (lebih Rp 17.100 triliun) di industri batubara. BlackRock Inc. dan Vanguard Group Inc. adalah dua perusahaan terbesar, dengan kepemilikan saham dan obligasi batu bara masing-masing lebih dari US$ 100 miliar (lebih Rp 1.400 triliun).

Padahal kedua perusahaan tersebut merupakan anggota Net Zero Asset Managers Initiative. Berdasarkan negara, Cina menjadi negara dengan total pembiayaan batu bara dalam bentuk pinjaman, saham, dan surat utang terbesar di dunia, yakni mencapai US$ 748,7 miliar atau lebih dari Rp 10.700 triliun. Simak databoks berikut:

Selain itu ada kekhawatiran yang berkembang bahwa pembangkit listrik batu bara dapat dibiarkan sebagai aset terlantar selama transisi hijau, dengan negara-negara yang menyukai sumber daya terbarukan.

Namun temuan laporan tersebut menunjukkan bahwa bank dan manajer aset masih melihat peluang untuk menghasilkan keuntungan. “Sejumlah besar uang tunai disediakan untuk industri yang merupakan musuh terburuk iklim kita,” kata Ganswindt.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...