Dino Patti Djalal, Eks Dubes Rumahnya Jadi Markas Penipuan Online
Lelaki ini kemudian bergabung dalam Kementerian Luar Negeri pada 1987. Melansir laman pribadinya, Dino pernah ditempatkan di London, Dili, hingga Washington DC. Namanya mulai melejit saat bertugas sebagai juru bicara Satuan Tugas untuk Pelaksanaan Jajak pendapat di Timor Timur pada 1999.
Bersama dengan Robert Scher dari Pentagon, Amerika, Dino menggagas “US-Indonesia Security Dialog” pada 2001. Ini adalah program konsultasi bilateral tahunan untuk masalah keamanan dan pertahanan. Pada 2002, dia duduk sebagai Direktur Jenderal di Direktorat Amerika Utara.
Masuk ke Lingkaran Presiden
Dua tahun berselang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Dino sebagai staf khusus presiden bidang hubungan internasional. Ada banyak pekerjaan yang ia lakukan sebagai stafsus, yaitu juru bicara kepresidenan, penasihat kebijakan luar negeri, hingga menulis pidato presiden.
“Dino menjalankan jabatan ini selama enam tahun hingga 2010,” tulis laman pribadinya, “menjadikan Dino sebagai juru bicara kepresidenan terlama sepanjang sejarah.”
Lepas dari jabatan staf khusus presiden, ia didapuk sebagai duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat dari 2010 hingga 2013. Sebagai duta besar, Dino berhasil mengangkat hubungan bilateral menjadi Kemitraan Komprehensif.
Awal 2014, Dino mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang kala itu menjadi partai penguasa di bawah kepemimpinan SBY. Ia maju sebagai calon independen, bukan sebagai kader partai tersebut.
Jalannya kemudian beralih pada Juni 2014, saat diangkat menjadi Wakil Menteri Luar Negeri hingga Oktober. Tidak lama, Dino memutuskan untuk pensiun dari jabatan pemerintahan pada pertengahan 2015.
Kini namanya tercatat sebagai salah satu dewan penasehat World Resources Indonesia (WRI). Dino juga mendirikan Foreign Policy Community Indonesia atau FPCI pada 2015. Sesuai dengan latar belakang pendirinya, FPCI adalah organisasi kebijakan luar negeri.