Sejarah Resesi Besar, Bencana Ekonomi Imbas Krisis Pasar Perumahan AS

Image title
5 Desember 2023, 08:18
Ilustrasi, Resesi Besar.
Dok. Frontline, Spencer Platt/Getty Images
Resesi

4. Bank-bank Besar Mulai Berguguran, Pemerintah AS Ambil Kebijakan Bail Out

Rentetan kegagalan pembayaran hipotek, yang berujung pada gagalnya CDS, membuat beberapa lembaga keuangan besar tidak dapat bertahan dari goncangan pasar pada 2008.

Bank investasi Bear Stearns misalnya, akhirnya diakuisisi oleh JPMorgan Chase pada April 2008 dengan harga murah, hanya $10 per saham. Nominal ini sekitar 94% di bawah harga tertinggi yang pernah dicatatkan saham Bear Sterns dalam 52 minggu. Lalu, pada September 2008, Lehman Brothers, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar $60 miliar hanya 18 bulan sebelumnya, mengajukan kebangkrutan.

Pemerintah AS terpaksa turun tangan untuk mengeluarkan dana talangan yang agresif (bail out), untuk mencegah efek domino kegagalan pasar keuangan ke sektor lain.

Pada September 2008, perusahaan penyalur kredit rumah yang didukung pemerintah federal, Fannie Mae dan Freddie Mac, dinasionalisasi melalui UU Pemulihan Ekonomi tahun 2008, yang mengasuransikan hipotek senilai US$ 300 miliar.

Wall Street
Ilustrasi, Resesi Besar (Antara)

Sebulan kemudian, Kongres dan Presiden George W. Bush mengesahkan UU Stabilisasi Ekonomi Darurat tahun 2008, yang mencakup dana talangan pemerintah sebesar US$ 700 miliar, yang disalurkan melalui di bawah Program Bantuan Aset Bermasalah atau Troubled Asset Relief Program (TARP).

Perusahaan yang menerima dana talangan di bawah program TARP, antara lain perusahaan asuransi American International Group (AIG), perusahaan otomotif General Motors, serta bank-bank besar, seperti JPMorgan, Citigroup, Bank of America dan Wells Fargo.

Federal Reserve juga terpaksa mengambil langkah-langkah kebijakan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya selama Resesi Hebat untuk menjaga sistem keuangan. Sejak September 2007 hingga Desember 2008, The Fed menerapkan 10 kali penurunan suku bunga. Sehingga suku bunga dana fed fund turun dari 5,25% menjadi nol.

The Fed juga menerapkan program pelonggaran kuantitatif pada November 2008, dengan mengumumkan pembelian US$ 100 miliar obligasi Fannie Mae dan Freddie Mac, serta US$ 500 miliar MBS yang didukung oleh Fannie Mae, Freddie Mac dan Ginnie Mae.

Berakhirnya Resesi Besar

Upaya mengatasi Resesi Besar terus berlanjut di bawah pemerintahan Presiden Barrack Obama. Pada Februari 2009, pemerintahan Obama mendorong Kongres mengesahkan UU Pemulihan dan Reinvestasi Amerika senilai $789 miliar, yang membantu mengakhiri resesi ekonomi.

Paket stimulus tersebut mencakup pemotongan pajak sebesar $212 miliar dan inisiatif infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan sebesar $311 miliar.

Tak lama setelah itu, Obama mengumumkan Homeowner Stability Initiative, yang merupakan program senilai US$ 75 miliar untuk membantu lebih dari 7 juta pemilik rumah di AS menghindari penyitaan.

Pada Maret 2009, Badan Pembiayaan Perumahan Federal atau the Federal Housing Finance Agency mengumumkan Program Pembiayaan Kembali Rumah Terjangkau (Home Affordable Refinance Program/HARP). Ini adalah program yang membantu pemilik rumah yang layak mendapatkan kredit membiayai kembali hipotek mereka (refinance), dan memanfaatkan suku bunga yang lebih rendah.

Di pasar keuangan, serangkaian kebijakan yang diambil pemerintah AS, sanggup memulihkan S&P 500. Indeks ini sempat mencapai titik terendah 2009 di level 666 pada 6 Maret 2009. Namun, pada 23 Maret, indeks naik lebih dari 20% dari posisi terendahnya.

Menyusul langkah-langkah stimulus pemerintah yang agresif, PDB AS pun meningkat 1,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2009, yang secara resmi mengakhiri resesi.

Ilustrasi, Resesi Besar.
Ilustrasi, Resesi Besar. (Federal Reserve History)

Pada Juli 2010, Kongres mengesahkan UU Reformasi Wall Street dan Perlindungan Konsumen, atau dikenal sebagai UU Dodd–Frank, mengacu pada pengusulnya, yakni Anggota Kongres Barney Frank, dan Senator Chris Dodd.

UU Dodd–Frank pada dasarnya adalah kumpulan peraturan perbankan baru, yang bertujuan untuk mencegah krisis keuangan lainnya. UU Dodd-Frank juga menjadi dasar pembentukan Biro Perlindungan Keuangan Konsumen atau Consumer Financial Protection Bureau, untuk mengawasi subprime mortgage, dan pasar kredit konsumen.

Asisten Profesor keuangan Texas A&M University-Kingsville Dr. William Procasky mengatakan, UU Dodd-Frank secara signifikan mengurangi risiko sistemik di sektor perbankan AS.

Melalui UU Dodd-Frank, bank-bank besar yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap sistem perbankan jika gagal, akan diuji oleh The Fed untuk memastikan mereka memiliki modal yang cukup untuk menghadapi kondisi buruk. Intinya, melalui UU ini, bank akan melalui pengujian kesehatan keuangan

"Selain itu, tidak ada lagi pasar untuk credit default swaps pada subprime mortgage, yang akhirnya menghilangkan efek pengganda penyebaran risiko,” kata Procasky.

Pada Maret 2013, S&P 500 telah sepenuhnya pulih dari Resesi Hebat dan mencatatkan rekor tertinggi baru pertamanya sejak 2007.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...