Terdongkrak Bursa Amerika, IHSG Naik 0,5% di Pekan Terakhir 2018
Pada pekan terakhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan kinerja yang positif dengan kenaikan sebesar 0,5% ke posisi 6.194,49. Pergerakan IHSG sepekan ini sangat dipengaruhi oleh naik turunnya kinerja bursa Amerika Serikat (AS).
Mengawali perdagangan pasca cuti bersama dan libur Natal, IHSG langsung mendapat tekanan dari kinerja bursa AS yang memerah pada perdagangan Senin (24/12). Indeks Dow Jones terkoreksi 2,91%, s&p 500 koreksi 2,71%, dan Nasdaq jatuh 2,21%.
Tekanan dari Wallstreet membuat IHSG terkoreksi 0,58% pada hari pertama perdagangan setelah Natal. Namun hanya sehari berselang, yaitu pada Kamis (27/12), IHSG kembali ke jalur hijau dengan membukukan kenaikan hingga 1,02% juga didorong oleh kinerja bursa AS yang rebound signifikan.
Pada perdagangan Rabu (26/12), tiga indeks utama AS mencatatkan rekor kenaikan harian terbesar selama satu dekade terakhir, tepatnya sejak Maret 2009. Indeks Dow Jones bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah membukukan kenaikan harian hingga 1.000 poin.
Bangkitnya bursa AS terutama didorong oleh kenaikan pada sektor ritel disana berkat peningkatan belanja warga AS yang tengah menikmati libur musim dingin yang bersamaan dengan hari Natal. Saham-saham ritel melesat signifikan, seperti Walmart yang naik 5,03%, Target naik 5,54%, dan terutama Amazon yang meroket hingga 9,45%.
(Baca juga: Jokowi Tutup Perdagangan di Bursa Saham, IHSG Naik Tipis 0,06%)
Tren kenaikan bursa AS berlanjut pada perdagangan Kamis (27/12), sehingga kinerja IHSG kembali terangkat pada Jumat (28/12) atau hari terakhir perdagangan di Indonesia.
Di hari terakhirnya, IHSG, yang secara seremonial ditutup oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kembali mengalami kenaikan walau hanya sebesar 0,06%. Sehingga, selama tiga hari perdagangan di pengujung tahun IHSG naik 0,% dibandingkan dengan posisi Jumat (21/12).
Transaksi saham selama sepekan terakhir tercatat mencapai Rp 31,71 triliun dari 59,71 miliar saham yang diperdagangkan. Awan ketidakpastian semakin gelap meliputi bursa AS, terlepas dari kinerja luar biasa yang ditorehkan tiga indeks AS selepas libur Natal. Sehingga, investor asing kembali masuk ke Indonesia dengan pembelian bersihnya selama tiga hari perdagangan mencapai Rp 890,75 miliar.
Investor selama pekan lalu memang makin mengkhawatirkan kondisi pasar AS. Kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS atau The US Federal Reserve (The Fed) sepekan sebelumnya dan rencana dua kali kenaikan bunga acuan pada 2019 membuat investor mewaspadai potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.