Pilpres 2019, Pasar Modal Kebal terhadap Dinamika Politik

Image title
10 Agustus 2018, 16:17
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kedua kanan) dan sejumlah petinggi partai memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8) malam.

Inarno menjelaskan, kilas balik kepada Pilpres pada tahun-tahun sebelumnyapun tak didapati koreksi pada IHSG. Sebagai contoh, pada 2004 indeks di level 1.000,23 atau tumbuh 44,56% terhadap setahun sebelumnya yang hanya di level 691,90.

Selanjutnya pada 2009, IHSG tercatat menguat 86,98% ke level 2.534,36 setelah pada 2008 ada di level 1.355,41. Pada tahun politik 2014, indeks saham naik 22,29% menjadi 5.226,95 dari tahun sebelumnya 4.274,18.

Nah, khusus pada 2008 IHSG tercatat sempat merosot 50,64% menjadi 1.355,41 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Chart-nya hijau pada pemilu 2004, 2009, dan 2014. Merah di 2008 itu karena krisis finansial secara global," kata Inarno.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen, pergerakan IHSG pada tahun pilpres merupakan bentuk apresiasi pelaku pasar terhadap dinamika politik. "Untuk tren politik ke pasar modal, seharusnya pada 2019 tetap terjaga seperti pemilu sebelumnya," tutur dia.

Senada, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso berpendapat, berbagai respon terkait deklarasi si capres dan cawapres merupakan hal yang baik. Ini menandakan demokrasi di Indonesia hidup. Pelaku pasarpun akan mendukungnya.

"Kita adalah satu negara berkembang yang menerapkan pemilihan presiden secara langsung. Tidak banyak (yang melakukan pemilu langsung). Indonesia salah satunya," kata Wimboh.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...