Pandemi Corona Buat Emiten Ritel Lesu, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Image title
5 Juni 2020, 13:36
pandemi corona, emiten ritel, saham emiten ritel, covid 19
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Tutupnya pusat perbelanjaan imbas berbagai kebijakan pembatasan sosial untuk menahan penyebaran Covid 19, membuat bisnis emiten retail terpukul.
DISKON HARGA JELANG LEBARAN
Diskon harga jelang Lebaran di salah satu gerai Ramayana Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (16/5/2020). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.)

Pada laporan dampak pandemi Covid-19 yang disampaikan kepada pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keterbukaan informasi, perusahaan berkode emiten RALS ini harus menghentikan sebagian operasionalnya.

“(Kelangsungan usaha perseroan saat ini) terganggu oleh Covid-19, berdampak pada penghentian operasional sebagian. Pembatasan operasional hampir di seluruh bisnis department store selama bulan April - Mei,” tulis laporan perusahaan kepada pihak bursa, dikutip Kamis (4/6).

(Baca: Pertokoan dan Mal di Jakarta Akan Dibuka Mulai 8 dan 15 Juni)

Namun manajemen perusahaan memperkirakan pembatasan operasional akan berlangsung lebih dari tiga bulan. Alhasil, pendapatan Ramayana berpotensi turun antara 25-50% tahun ini, sedangkan laba bersih diperkirakan turun lebih dari 75%.

Selain mem-PHK ratusan karyawan, perusahaan mengungkapkan bahwa ada 2.700 karyawan lainnya yang juga terdampak kebijakan pembatasan operasional ini, yakni dalam bentuk pemotongan gaji hingga 50%. Namun tidak ada karyawan yang dirumahkan.

Meski demikian pihak Ramayana menyatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ataupun implikasi hukum lainnya.

Untuk mengatasi penurunan bisnis menjaga kelangsungan usaha, perusahaan mengungkapkan akan fokus mendorong penjualan secara online.

(Baca: Pengusaha Ritel Harap Jam Operasional Mal Berlaku Normal)

“Strategi mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi mendorong penjualan secara online melalui website, WA (WhatsApp), dan partner e-commerce, serta fokus pada penjualan supermarket,” tulis manajemen Ramayana.

2. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)

Matahari mengaku tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya meski bisnisnya terdampak Covid-19. Padahal, perusahaan ritel ini terkena dampak penghentian operasional sebagian karena pandemi ini.

Manajemen Matahari menjelaskan, meski tidak melakukan PHK, namun manajemen terpaksa merumahkan 5.623 karyawannya. Selain itu, ada 12.080 karyawannya yang terkena dampak dengan lain, seperti pemotongan gaji sekitar 50%.

Langkah tersebut diambil, karena manajemen Matahari melakukan penutupan sementara gerai-gerai miliknya. Lokasi penutupan gerai, merupakan lokasi yang ada di daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

(Baca: Masjid hingga Mal Jakarta Buka Saat PSBB Transisi, Ini Protokolnya)

"Selain itu, melakukan penutupan kantor pusat operasional yang berlokasi di area PSBB di Banten, dan karyawan bekerja dari rumah," kata manajemen dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (4/6).

Penutupan gerai Matahari tentu berefek pada kinerja perusahaan, pasalnya gerai-gerai tersebut menyumbang 25-50% terhadap pendapatan perusahaan 2019. Sehingga, pada periode Maret-April 2020 pendapatan diprediksi turun 25%, sedangkan laba bersih turun di atas 75%.

Menghadapi situasi ini, manajemen pun menerapkan beberapa strategi agar bisnisnya tetap berjalan. Seperti meningkatkan sumber daya untuk melayani permintaan melalui toko online-nya, Matahari.com, yang meningkat selama pandemi ini.

Manajemen juga melakukan kerja sama kolaborasi dengan perusahaan e-commerce, yakni Shopee. Keduanya meluncurkan Matahari Official Shop. "Strategi lainnya, melakukan pembukaan kembali gerai-gerai di daerah non-PSBB dengan mengutamakan keamanan pelanggan dan karyawan," kata manajemen.

(Baca: Anies Buka Kembali 19 Kegiatan di Masa PSBB Transisi, Ini Jadwalnya)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...