Potret Gejolak Pasar Saham dalam Setahun Pandemi Covid-19

Image title
3 Maret 2021, 13:41
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021). Indek Harga Saham Gabungan (IHSG ) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka menguat 37,32 poin atau 0,61 persen ke posisi 6,19
ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021). Indek Harga Saham Gabungan (IHSG ) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka menguat 37,32 poin atau 0,61 persen ke posisi 6,190,95.

Selain karena bertambahnya jumlah investor domestik di pasar saham, pergeseran peran tersebut juga disebabkan oleh keluarnya investasi asing di pasar saham. Sepanjang 2020, investor asing telah melakukan penjualan bersih senilai Rp 53,82 triliun di seluruh pasar.

Semakin maraknya investor ritel domestik di pasar modal, membuat frekuensi perdagangan semakin ramai. Hal ini tercermin dari rata-rata frekuensi perdagangan harian sepanjang 2020 yang sebanyak 677 ribu kali atau meningkat hingga 44,4% dibandingkan rata-rata tahun lalu sebanyak 469 ribu kali.

Selain itu, tercatat ada peningkatan juga pada rata-rata nilai transaksi harian sepanjang 2020 sebesar 1,2%, menjadi Rp 9,21 triliun dari sebelumnya Rp 9,1 triliun. Sementara, untuk rata-rata volume perdagangan harian selama 2020 hanya sebanyak 11,37 miliar unit saham atau turun 21,7% dari 14,54 miliar unit saham.

Saham Unggulan Paling Menguntungkan Sepanjang Pandemi

Kinerja saham-saham unggulan di pasar modal selama pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, berada di zona hijau. Terlihat dari indeks LQ45 yang berisi saham-saham paling likuid di pasar saham yang naik 10,02% sejak pertama konfirmasi Covid-19 di Tanah Air hingga 2 Maret 2021.

Di antara saham-saham LQ45, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi yang paling menguntungkan karena mengalami kenaikan hingga 374,78% dalam setahun pandemi Covid-19 menjadi Rp 2.730 per saham. Kemudian PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang terakumulasi naik 142,5% menjadi Rp 14.550 per saham.

Saham lain yang juga mengalami kenaikan drastis di tengah pandemi Covid-19 yang berusia satu tahun yaitu PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang naik 139,8% menjadi Rp 5.875 per saham. Menyusul saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang naik 135,56% menjadi Rp 13.250 per saham.

Sementara, saham-saham di LQ45 yang mengalami penurunan paling besar adalah saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar 26,72% menjadi Rp 37.375 per saham. Selanjutnya saham yang harganya mengalami penurunan adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 15,33% menjadi Rp 8.700 per saham.

Saham produsen rokok lainnya, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga mengalami penurunan signifikan sepanjang Covid-19 yaitu 15,29% menjadi Rp 1.440 per saham. Saham lainnya, yaitu PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) sebesar 14,4% menjadi Rp 1.100 per saham.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...