Ratu Elizabeth Wafat, Indeks Bursa Inggris di Zona Hijau Akhir Pekan

Lavinda
Oleh Lavinda
10 September 2022, 16:23
Inggris
ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville
Ratu Elizabeth terlihat menjelang pemberian Queen's Speech dalam State Opening of Parliament (Pembukaan Parlemen Negara) di London, Inggris, Senin (14/10/2019).

Indeks acuan FTSE 100 di London Stock Exchange atau Bursa Efek London, Inggris, berakhir di zona hijau pada perdagangan akhir pekan waktu setempat (9/9), beberapa waktu setelah Britania Raya kehilangan Ratu Elizabeth II. 

Berdasarkan data Reuters, indeks acuan meningkat 1,23% atau 89,01 poin dan menetap di level 7.351,07, mencatat kenaikan dalam dua hari berturut-turut.

Indeks FTSE 100 bangkit 0,33% atau 24,23 poin menjadi 7.262,06 pada Kamis (8/9), setelah jatuh 0,86% atau 62,61 poin menjadi 7.237,83 pada Rabu (7/9), dan menguat 0,18% atau 13,01 poin menjadi 7.300,44 pada Selasa (6/9).

Harga saham Anglo American PLC, perusahaan pertambangan multinasional, terangkat 4,72%. Produsen platinum, berlian, tembaga, nikel, bijih besi dan batu bara itu menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Diikuti oleh saham emiten pertambangan, BHP Group Limited, yang naik 4,49%, serta saham perusahaan media Inggris, ITV PLC, yang menguat 4,26%.

Sementara itu, Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian harga saham paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan penurunan 12,59%.

Disusul oleh saham perusahaan perangkat lunak keamanan siber, Avast PLC, kehilangan 0,50%, serta perusahaan industri senjata, BAE Systems PLC, yang menyusut 0,38%.

Sebelumnya, Ratu Elizabeth II meninggal dunia di rumahnya di Skotlandia pada Kamis (8/9), pada usia 96 tahun. Ia pemimpin monarki Inggris terlama dalam sejarah yang memimpin hampir selama tujuh dasawarsa, setelah naik takhta pada 1953.

“Kematian ibuku tercinta, Yang Mulia Ratu, adalah momen kesedihan terbesar bagi saya dan semua anggota keluarga saya,” kata raja baru, putra sulung Ratu Elizabeth, Pangeran Charles, yang akan naik takhta menjadi raja Inggris yang baru, dikutip Reuters.

“Kami sangat berduka atas meninggalnya seorang Penguasa yang disayangi dan seorang ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, Alam dan Persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia,” kata pria berusia 73 tahun itu dalam sebuah pernyataan.

Berita bahwa kesehatan ratu memburuk muncul tak lama setelah pada Kamis (8/9) siang waktu setempat ketika dokternya mengatakan, Ratu Elizabeth berada di bawah pengawasan medis. Hal ini mendorong seluruh anggtoa keluarga kerajaan untuk bergegas ke Skotlandia untuk berada di sisinya.

Ribuan orang berkumpul di luar Istana Buckingham, di pusat kota London, dan suasana hening ketika bendera diturunkan menjadi setengah tiang.

Kerumunan melonjak ke gerbang saat pemberitahuan yang mengumumkan kematian satu-satunya pemimpin monarki yang paling banyak dikenal orang Inggris ditempelkan di gerbang besi hitam.

Pejabat kerajaan mengatakan Raja Charles III dan istrinya Camilla, Permaisuri, akan tetap berada di Kastil Balmoral, tempat sang ratu meninggal, sebelum kembali ke London pada hari Jumat, ketika dia diharapkan untuk berpidato di depan bangsa dan bertemu dengan Perdana Menteri Liz Truss. Rincian pemakaman belum dikonfirmasi.

Setelah kematian Elizabeth, Charles secara otomatis menjadi raja Inggris dan kepala negara dari 14 kerajaan lain termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...