Palagan Grup Astra di Bisnis Geothermal

Syahrizal Sidik
5 Januari 2024, 17:12
Palagan Grup Astra di Bisnis Geothermal
123RF.com/Dmitrii Korolev
Ilustrasi geothermal

"Berinvestasi dalam lini bisnis yang bisa menjadi kontributor yang baik dan bisa jadi mesin pertumbuhan Astra untuk jangka panjang, kita tidak bicara jangka pendek dan menengah," kata Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, dalam konferensi pers RUPST Astra 2023 lalu.

Djony sebelumnya juga pernah mengungkapkan, ada tiga pertimbangan perseroan dalam menentukan sektor usaha yang berpotensi menjadi bisnis baru yakni, Astra melihat sektor bisnis baru tersebut sesuai dengan visi dan misi jangka panjang perseroan. Kemudian, bagaimana perseroan bisa berkontribusi langsung pada sektor bisnis tersebut. Terakhir, bagaimana kultur dari perusahaan yang akan menjadi lini bisnis baru perseroan.

Sehaluan dengan visi itu, ada riset yang menarik dari Wood Mackenzie yang memproyeksikan kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia akan tumbuh menjadi sekitar 6,2 Gigawatt (GW) pada 2030 mendatang dengan rerata pertumbuhan setiap tahunnya atau CAGR 10,4%. Pertumbuhan itu lebih kencang dengan rata-rata global pada CAGR sekitar 3,9%.

Riset ini juga menyebutkan, pada 2030 mendatang, Indonesia akan memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia dengan menyumbang sebesar 28% dari proyeksi kapasitas panas bumi bersih secara global. Pemerintah meningkatkan target porsi energi baru dan terbarukan (EBT) nasional menjadi 34% pada 2030, dari sebelumnya hanya 23,4%.

"Pertumbuhan ini didukung oleh potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang signifikan, pertumbuhan permintaan pasar yang pesat serta dukungan kebijakan sebagai bagian utama dari roadmap pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional," sebagaimana diulas Philip Sekuritas Indonesia, dalam publikasi risetnya, dikutip Jumat (5/1).

Pada perdagangan Jumat ini, saham UNTR terpantau mengalami koreksi 0,11% ke posisi Rp 23.250 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp 86,73 triliun. Sedangkan, induk UNTR, PT Astra International Tbk (ASII) sahamnya juga melemah 1,32% ke level Rp 5.625 per unit dengan kapitalisasi pasar Rp 227,72 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...