Wall Street Tertekan Konflik Geopolitik, Nasdaq Turun 6 Hari Beruntun

Nur Hana Putri Nabila
22 April 2024, 07:06
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar

“Para investor masih sangat gelisah," kata Ball dikutip CNBC, Senin (22/4) 

Pergerakan tersebut terjadi ketika S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuknya sejak Maret 2023 karena meningkatnya kekhawatiran akan inflasi dan kebijakan moneter. Dengan kerugian lebih dari 3%, tren negatif ini merupakan minggu ketiga berturut-turut.

Penurunan tersebut terutama dipicu oleh saham-saham di sektor teknologi, yang menjadi penyumbang terbesar dari penurunan indeks wall street baik harian maupun mingguan.

 Saat ini, S&P 500 turun lebih dari 5% dari level tertinggi dalam 52 minggu terakhir, sebagian besar dipicu oleh harapan penurunan suku bunga di tengah-tengah harga yang tetap tinggi. Para ahli ekonomi dan strategi melihat Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan biaya pinjaman setidaknya hingga bulan September.

 Menurut Direktur Investasi di U.S. Bank Wealth Management, Bill Northey, pasar tengah mencoba memahami berbagai arus yang terjadi. Tak hanya itu, Ia juga mengatakan bahwa masalah inflasi mungkin lebih besar dari yang diprediksi oleh pasar atau bahkan Federal Reserve.

 Nasdaq Composite turun 5,5% selama minggu ini, menunjukkan tren penurunan untuk minggu keempat berturut-turut, yang merupakan yang terpanjang sejak Desember 2022. Ini juga menjadi minggu terburuk bagi Nasdaq sejak November 2022.

Meskipun demikian, Dow Jones naik tipis 0,01% selama minggu ini berkat peningkatan pada hari Jumat. Ini merupakan minggu positif pertama setelah tiga minggu sebelumnya melemah.



Halaman:
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...