Wall Street Tertekan Konflik Geopolitik, Nasdaq Turun 6 Hari Beruntun

Nur Hana Putri Nabila
22 April 2024, 07:06
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Button AI Summarize

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup variatif pada perdagangan hari Jumat (19/4).  Perusahaan teknologi, Nasdaq turun cukup tajam sebesar 2,05% menjadi 15.282,01, mencatatkan penurunan selama enam hari berturut-turut.

Penurunan Nasdaq disebabkan oleh melemahnya harga saham Nvidia dan juga kekhawatiran tentang konflik di Timur Tengah serta tingginya tingkat inflasi AS.

Di samping itu, S&P 500 juga turun 0,88% ke level 4.967,23. Kedua indeks wall street tersebut mencatatkan tren penurunan selama enam hari berturut-turut, yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak Oktober 2022.

Namun, Dow Jones Industrial Average justru naik 211,02 poin atau 0,56%, mencapai level penutupan 37.986,40. Kenaikan ini dipimpin oleh kinerja positif dari saham-saham di American Express, yang naik lebih dari 6% setelah membukukan laporan keuangan.

 Di sisi lain, saham Netflix tergelincir lebih dari 9% meskipun pendapatan kuartalannya berhasil melampaui perkiraan laba bersih. Jumlah pelanggan layanan streaming ini melesat sebanyak 16% dari tahun sebelumnya, tetapi ada kabar bahwa mereka tidak akan lagi mengungkapkan angka keanggotaan berbayar mulai 2025.

 Saham-saham chip juga terperosok pada perdagangan Jumat (19/4) sore, menandakan adanya kecenderungan investor untuk beralih keluar dari sektor ini, yang sebelumnya memimpin tren kenaikan di pasar saham. Nvidia turun sebesar 10% hingga mencatatkan hari terburuknya sejak Maret 2020, sementara Super Micro Computer anjlok lebih dari 23%.

Dibayangi Konflik Geopolitik

 Meskipun sektor teknologi menekan pasar, kekhawatiran investor terkait eskalasi konflik di Timur Tengah setelah serangan terbatas Israel terhadap Iran tampaknya mereda pada pembukaan hari Jumat.

 Tak hanya itu, harga minyak sempat melonjak lebih dari 3%.  Indeks Dow awalnya turun lebih dari 500 poin dalam semalam karena kekhawatiran bahwa serangan tersebut dapat memicu konflik yang lebih luas.

 Menurut ketua Sanders Morris, George Ball ada rasa lega di kalangan para investor ketika mereka menyadari bahwa respons Israel terhadap situasi tersebut tampaknya lebih terkontrol dan dirancang untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Ia juga menilai saat ini investor jauh lebih memperhatikan risiko-risiko geopolitik dalam pengambilan keputusan investasi.

“Para investor masih sangat gelisah," kata Ball dikutip CNBC, Senin (22/4) 

Pergerakan tersebut terjadi ketika S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuknya sejak Maret 2023 karena meningkatnya kekhawatiran akan inflasi dan kebijakan moneter. Dengan kerugian lebih dari 3%, tren negatif ini merupakan minggu ketiga berturut-turut.

Penurunan tersebut terutama dipicu oleh saham-saham di sektor teknologi, yang menjadi penyumbang terbesar dari penurunan indeks wall street baik harian maupun mingguan.

 Saat ini, S&P 500 turun lebih dari 5% dari level tertinggi dalam 52 minggu terakhir, sebagian besar dipicu oleh harapan penurunan suku bunga di tengah-tengah harga yang tetap tinggi. Para ahli ekonomi dan strategi melihat Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan biaya pinjaman setidaknya hingga bulan September.

 Menurut Direktur Investasi di U.S. Bank Wealth Management, Bill Northey, pasar tengah mencoba memahami berbagai arus yang terjadi. Tak hanya itu, Ia juga mengatakan bahwa masalah inflasi mungkin lebih besar dari yang diprediksi oleh pasar atau bahkan Federal Reserve.

 Nasdaq Composite turun 5,5% selama minggu ini, menunjukkan tren penurunan untuk minggu keempat berturut-turut, yang merupakan yang terpanjang sejak Desember 2022. Ini juga menjadi minggu terburuk bagi Nasdaq sejak November 2022.

Meskipun demikian, Dow Jones naik tipis 0,01% selama minggu ini berkat peningkatan pada hari Jumat. Ini merupakan minggu positif pertama setelah tiga minggu sebelumnya melemah.



Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...