Bursa Wall Street Anjlok, Tertekan Saham Teknologi dan Prospek Ekonomi AS

Nur Hana Putri Nabila
4 September 2024, 06:35
saham
Wall Street
Button AI Summarize

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street anjlok pada perdagangan Selasa (3/9). Hal ini terjadi karena penurunan saham-saham teknologi dan pelemahan data ekonomi terbaru yang memicu kekhawatiran investor terhadap perkembangan ekonomi AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 626,15 poin atau 1,51%, berakhir di 40.936,93 dan S&P 500 turun 2,12%, ditutup di 5.528,93. Sementara Nasdaq Composite anjlok 3,26% dan ditutup di 17.136,30. Ketiga indeks ini mencatatkan hari terburuk sejak aksi jual global pada 5 Agustus lalu.

Di samping itu, saham-saham sektor chip juga membebani pasar, seperti saham Nvidia yang sebelumnya berkinerja tinggi turun lebih dari 9%. Saham Micron, KLA, dan Advanced Micro Devices juga anjlok dalam sesi perdagangan tersebut.

Secara keseluruhan, saham VanEck Semiconductor ETF (SMH) turun lebih dari 7%. Bahkan sektor teknologi informasi S&P 500 memimpin penurunan indeks secara luas dan mencatatkan hari terburuknya sejak September 2022.

Tertekan Data Ekonomi AS

Pasar sudah melemah sejak Selasa pagi setelah dua laporan kinerja manufaktur AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Data manufaktur dari S&P Global menunjukkan penurunan dari periode Juli ke Agustus,.

Sementara hasil survei Institute for Supply Management berada di bawah ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Hal ini semakin membuat investor khawatir terhadap potensi perlambatan ekonomi AS, yang bisa memicu aksi jual besar-besaran pada awal bulan lalu.

Kepala Strategi Teknikal di Blue Chip Trend Report, Larry Tentarelli menilai kondisi pasar saat ini sangat sensitif terhadap setiap data yang muncul. "Kita sekarang berada di situasi di mana pasar sangat bergantung pada data," kata Tentarelli dikutip CNBC, Rabu (4/9).

Adapun pergerakan saham pada hari Selasa menandai dimulainya bulan perdagangan baru setelah ketiga indeks utama mencatatkan keuntungan pada Agustus 2024. Pasar AS sebelumnya tutup pada hari Senin karena adanya libur Hari Buruh.

Namun perdagangan saham pada bulan September tidak selalu sebaik yang diharapkan. Hal ini karena muncul kekhawatiran pasar terhadap ekonomi AS yang bisa masuk ke resesi. Hal ini diperburuk dengan penutupan beberapa perdagangan hedge fund yang melibatkan mata uang yen Jepang.

Kondisi ini menyebabkan penurunan saham pada awal Agustus 2024. Bahkan kinerja S&P 500 sempat turun lebih dari 7% dalam sebulan sebelum akhirnya pulih. Penurunan itu terjadi menjelang rilis data ekonomi AS pertama pada bulan ini di hari Jumat. 

Waktu tersebut juga berdekatan dengan rencana pemerintah untuk merilis laporan ketenagakerjaan AS untuk periode Agustus 2024. Di sisi lain, Wall Street juga dihadapkan tantangan musiman karena bulan September cenderung menjadi bulan terburuk secara rata-rata untuk kinerja S&P 500 dalam 10 tahun terakhir.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...