KUR Produktif Tak Capai Target, BRI Siap Terima Sanksi dari Pemerintah
"Jangan hulu saja, sedangkan proses dan hilirnya tidak diperhatikan. Nanti di hilirnya (produknya) jualnya ke mana? Kalau jualnya tidak jelas kan, nanti macet semua. Kalau kita mau masuk produksi ayo, tetapi kan kita harus bangun dulu karena tidak semudah perdagangan (sektor non-produksi)" kata Priyastomo.
(Baca: Bidik Peternak dan Nelayan, Plafon KUR Tahun Depan Naik Jadi Rp 140 T)
Adapun, hingga akhir November 2018, BRI sudah menyalurkan KUR mencapai Rp 79,74 triliun atau 99,4% dari plafon KUR sebesar Rp 80,24 triliun sepanjang 2018. Dari realisasi tersebut, menurut data Kemenko Perekonomian, penyaluran di sektor produktif (sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasanya) baru mencapai 43%.
Beberapa bank lainnya pun, termasuk bank pelat merah lainnya juga belum mencapai target penyaluran KUR ke sektor produktif sebesar 50%. Menurut data Kemenko Perekonomian, bank pelat merah yang sudah mencapai target tersebut hanya Bank Tabungan Negara (BTN) yaitu sebesar 75%.
Meski demikian, plafon KUR BTN terbilang kecil dibandingkan dengan bank pelat merah lainnya, apalagi hingga November 2018 realisasi KUR BTN masih jauh dari target. Mereka baru menyalurkan Rp 94,4 miliar dari target Rp 276 miliar atau baru 34,2%.
Sementara itu, bank pelat merah lainnya, Bank Mandiri penyaluran KUR-nya senilai Rp 17,2 triliun dari target Rp 17,56 triliun. Bank Negara Indonesia (BNI) sudah menyalurkan KUR senilai Rp 15,65 triliun dari target Rp 16,44 triliun.
Adapun, secara keseluruhan industri perbankan, total penyaluran KUR hingga November 2018 mencapai Rp 118,4 triliun atau setara 95,7% dari target 2018 senilai Rp 123,8 triliun. Sedangkan, berdasarkan sektornya, hingga akhir November, porsi penyaluran KUR ke sektor produksi baru mencapai 45,6%.
(Baca: BRI Kembali Tunjuk Sunarso Jadi Wakil Direktur Utama)
Keterangan editor: Tulisan ini diedit kembali sesuai dengan penjelasan lebih lanjut dari narasumber terkait dengan topik yang dibahas.