Defisit Penerimaan, Sri Mulyani Minta Ditjen Pajak Capai Target

Ameidyo Daud Nasution
20 Desember 2016, 11:46
Sri Mulyani Ken
Arief Kamaludin (Katadata)

Menurut Sri Mulyani, tantangan penerimaan bukan hanya dari pajak tapi juga dari bea dan cukai. Tahun ini, penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dipastikan bakal di bawah target. Sebelumnya, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi memprediksi target penerimaan bakal meleset Rp 3,6 triliun.

Sri Mulyani menyatakan, melesetnya target penerimaan bea dan cukai akibat cukai plastik yang batal diterapkan. Selain itu, bea masuk juga mengalami penurunan seiring pelemahan impor pada kuartal III lalu. (Baca juga: Penerimaan Negara Terancam Makin Seret Tahun Depan)

Meski begitu, Sri Mulyani optimistis defisit APBN Perubahan 2016 tak akan melampaui 2,7 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Apalagi, belanja di Kementerian dan Lembaga (K/L) juga sudah dipangkas. “Realisasi pemotongan dan kemampuan eksekusi (belanja) cukup bagi kita jaga defisit,” katanya.

Di sisi lain, Sri Mulyani sudah menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan strategi ijon atau penarikan utang pajak lebih awal untuk memenuhi target penerimaan negara. Sebelumnya, strategi ini pernah dilakukan Menteri Keuangan terdahulu, Bambang Brojonegoro, dalam menghadapi tingginya target penerimaan pajak. (Baca juga: Sri Mulyani Janji Tak Akan Teruskan Strategi Ijon Pajak)

Sri Mulyani mengatakan, strategi ijon pajak Bambang tersebut berimbas pada seretnya penerimaan di kuartal pertama tahun ini. Alhasil, pembiayaan belanja bergantung pada penerbitan surat utang. "Jadi kami tidak akan lakukan ijon lagi," katanya, beberapa waktu lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...