Penetrasi Internet Melalui Ponsel Tingkatkan Akses ke Perbankan

Miftah Ardhian
31 Agustus 2016, 20:37
darmin
Arief Kamaludin|KATADATA

Sementara itu, dari sisi permintaan, kendala yang dihadapi adalah jauhnya jarak rumah penduduk miskin ke kantor perbankan, tidak cukupnya uang untuk ditabung, dan mahalnya biaya pelayanan keuangan. Selain itu dipicu kurangnya edukasi keuangan dan pengetahuan tentang produk jasa keuangan dan tak adanya nomor induk kependudukan.

Oleh karena itu, strategi-strategi yang dikembangkan, terutama peningkatan laju penetrasi internet dan layanan telekomunikasi, diharapkan mendorong keuangan yang inklusif dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini untuk mendukung target 75 persen inklusi keuangan di 2019. (Baca: Lima Langkah Perbesar Akses Masyarakat ke Perbankan).

Acara “High Level Roundtable Discussion” tadi dihadiri Penasehat Khusus Sekjen PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan Ratu Maxima, para pejabat dari sebelas kementerian dan lembaga, pimpinan perbankan, pimpinan perusahaan telekomunikasi, perwakilan UNDP, serta perwakilan World Bank.

Sebelumnya, Ratu Maxima pernah mengatakan, salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia yakni meningkatkan inklusi keuangan. Hal tersebut dapat menjadi pintu pengembangan potensi ekonomi di Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan. 

Menurut dia, inklusi keuangan memiliki wajah yang berbeda di tiap negara. Misalnya, di Indonesia pemerintah menggunakan Laku Pandai sebagai salah satu cara mencapai masyarakat di daerah. Karenanya, dia mendorong pemerintah untuk terus mendigitalisasi transaksi finansial. “Karena saat ini ada 50 juta rumah tangga tapi hanya setengahnya yang memiliki akses keuangan ke bank,” ujar Ratu Maxima.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...