Pengguna Digital Banking BCA Melonjak Signifikan Selama Pandemi Corona

Image title
15 Juni 2020, 18:46
digital banking bca, pandemi corona, transaksi perbankan, transaksi digital
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pengunjung mencoba produk perbankan digital BCA. Imbas pandemi corona, transaksi perbankan melalui kanal digital melonjak tajam, alhasil hanya 1,5% transaksi yang dilakukan di kantor cabang.

Ia menambahkan, budaya inovasi sudah juga dijalankan di BCA sejak lama. Misalnya, pihaknya menekankan pentingnya customer engagement terutama mereka yang datang ke kantor cabang.

Karenanya, BCA memiliki parameter yang jelas untuk memastikan bahwa para pegawainya cukup dekat para nasabahnya. Dengan begitu, pihaknya memiliki pengetahuan dan merasakan apa saja yang dibutuhkan oleh nasabah. “Dari memahami itulah muncul ide-ide untuk inovasi,” ujar dia.

(Baca: BCA Andalkan Sektor Ritel untuk Pacu Pertumbuhan Kredit Selama Pandemi)

Itu sebabnya, kata Suwignyo, ide-ide layanan inovatif BCA lebih banyak muncul dari aspirasi-aspirasi yang diusulkan kantor cabang kepada kantor pusat di Jakarta. Untuk memacu hal tersebut, sejak 10 tahun lalu BCA menyelenggarakan innovation award.

Alhasil, setiap tahunnya ada ribuan ide yang ditawarkan. Nantinya, kantor pusat bakal menyeleksi menjadi 10-15 inovasi terbaik. Ide tersebut nantinya bisa menjadi suatu aplikasi untuk menhadirkan layanan baru atau menyempurnakan layanan yang ada kepada nasabah.

“Ini semua satu proses untuk membudayakan inovasi. Jadi suatu hari akan memudahkan untuk menciptakan inovasi-inovasi,” kata dia.

Direktur Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Krisna Wijaya mengungkapkan, di era digital kini dibutuhkan kolaborosi baik bank antar bank, maupun bank dengan fintech. Misalnya, ia mencontohkan, dibutuhkan satu aplikasi namun bisa dimanfaatkan oleh berbagai nasabah dari berbagai bank.

(Baca: Bank Makin Serius Garap Layanan Online, Asosiasi Fintech Siap Bermitra)

“Misalnya nasabah Bank Bukopin, nasabah Bank Danamon bisa saling transfer dalam satu aplikasi. Hari ini dibutuhkan kolaborasi,” ujar Krisna.

Krisna menambahkan, fintech saat ini merupakan challenger (penantang ) bank potensial. Sebab, fintech memiliki lini bisnis yang juga dilakukan oleh bank. Oleh sebab itu, dibutuhkan regulasi yang komprehensif untuk memayungi potensi ini.

"Siapa potensi challenger bank di Indonesia? Tentu masih fintech. Tapi saya tidak katakan itu sebuah kesalahan, hanya sederhananya kenapa banknya mau diganggu?" katanya.

(Baca: BCA Siapkan Perusahaan Teknologi untuk Gandeng WeChat Pay)

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...