Data BPJS Bobol Pakai Bitcoin, Indonesia Butuh Blockchain Forensic?

Intan Nirmala Sari
21 Mei 2021, 20:05
Data BPJS Bobol Pakai Bitcoin, Indonesia Butuh Blockchain Forensic?
123rf
Ilustrasi

Unggahan itu menampilkan akun bernama kotz yang mengklaim dirinya memiliki data 279 juta peserta BPJS Kesehatan. Data itu meliputi nama peserta, KTP, gaji, nomor ponsel, email, serta alamat.

Dia menjual data-data itu di forum peretas, darkweb. Namun satu juta data diberikan gratis tanpa kata sandi, sebagai contoh. "Ada juga 20 juta data yang memiliki foto pribadi," kata akun itu dikutip dari forum.

Sementara itu, pejabat keuangan dunia seperti Janet Yellen dan Christine Lagarde memandang ekosistem uang kripto sebagai alat bagi para penjahat keuangan untuk melakukan pencucian uang. Namun, pandangan tersebut secara tegas dibantah oleh pelaku industri uang kripto dan perusahaan forensik blockchain. Mereka mengklaim bahwa kejahatan kripto di bawah 0,5% dari total transaksi di pasar uang kripto, sebagaimana dikutip dari Reuters, 29 Maret 2021.

 “Pada 2020, bagian terlarang dari semua aktivitas mata uang kripto turun menjadi 0,34%. Itu kurang dari 0,5%,” menurut laporan perusahaan forensik blockchain Chainalysis dan CipherTrace. Kedua perusahaan tersebut juga mengklaim memiliki beberapa kumpulan data terbesar tentang kejahatan kripto dan metadata blockchain di dunia.

Meskipun sumber angka 0,34% masih dipertanyakan, pelaku pasar memandang laporan kejahatan kripto tersebut memberikan wawasan berguna mengenai aktivitas perusahaan forensik blockchain dalam setahun terakhir. Intinya, angka-angka tersebut harus dipahami dalam konteks yang lebih luas.

Dari perspektif kriminologi, transaksi 0,34% bukanlah jumlah total kejahatan yang terjadi di pasar uang kripto dunia. Namun, itu memberikan referensi yang berguna untuk membantu mengidentifikasi aktivitas illegal yang melibatkan mata uang kripto.

Untuk itu, pelaku pasar jelas membutuhkan sarana yang lebih baik untuk mengukur aktivitas kriminal yang terkait dengan pasar uang kripto yang lebih luas. Perhatiannya bukan pada aktivitas ilegar yang sudah teridentifikasi, melainkan kejahatan yang disamarkan sebagai perdagangan yang sah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...