Korporasi Rajin Menabung di Bank Jelang Pemilu, Ini Kata Ekonom
Adapun pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo menilai pada tahun politik dengan ketidakpastian stabilitas, korporasi akan mengambil langkah-langkah berhati-hati dalam manajemen kas dan penggunaan plafon kredit.
Menurutnya para perusahaan memprioritaskan likuiditas dan mengurangi pengeluaran yang tidak penting. “Selain itu, perusahaan bisa berusaha untuk mendiversifikasi sumber pembiayaan, termasuk mencari alternatif selain kredit korporasi, seperti pinjaman jangka pendek atau penerbitan saham,” ujarnya kepada Katadata.co.id.
Tujuannya adalah menjaga fleksibilitas keuangan dan mengurangi eksposur terhadap risiko politik yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. “Inilah yang terlihat dari neraca bank bahwa pertumbuhan DPK sektor korporasi relatif lebih tinggi dari total angka pertumbuhan,” ujarnya,
Arianto menilai DPK tetap akan bertumbuh sejalan dengan pola siklikalnya sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan kuartal pertama tahun ini tidak akan terlalu tinggi karena selain belanja konsumtif yang sudah pulih sebagaimana tahun 2023. Dibandingkan dengan masa pandemi Covid.
“Juga belanja personal terkait pemilu dari politisi pemilik dana besar yang banyak sampai dengan masa pemilu. Untuk selanjutnya pertumbuhan DPK akan kembali pada pola historisnya sehingga tetap dikatakan tinggi di akhir tahun,” ujarnya.