Perusahaan Ketua Kadin Baru, Arsjad Rasjid Bakal Akuisisi Tambang Emas

Intan Nirmala Sari
28 Juni 2021, 16:33
Alat berat mengangkut ore hasil pertambangan di Tambang Emas PT Bumi Suksesindo (BSI) Gunung Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019). Sejak memulai eksplorasi 1 Desember 2016, proses penambangan di Tumpang pitu yang telah diek
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Alat berat mengangkut ore hasil pertambangan di Tambang Emas PT Bumi Suksesindo (BSI) Gunung Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019). Sejak memulai eksplorasi 1 Desember 2016, proses penambangan di Tumpang pitu yang telah dieksploitasi hingga tahun ini seluas 900 hektar.

Melansir keterbukaan informasi NUS, Dewan Komite Nusantara sepakat menyetujui langkah akusisi tersebut. Chairman NUS Greg Foulis menyambut baik dan mengatakan akusisi dilakukan saat NUS tengah berupaya menekan risiko investasi.

“Awak Mas merupakan kunci perubahan dan transaksi (akuisisi) tersebut menghilangkan risiko terkait prospek proyek dan kelayakan produksi. Termasuk peningkatan modal,” kata Foulis.

Indika Energy melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) saat ini memiliki sekitar 28% saham di Nusantara serta kepemilikan saham secara langsung di PT Masmindo Dwi Area yang mengelola tambang emas Awak Mas sebanyak 25%.

Melalui transaksi tersebut, INDY akan mengendalikan Masmindo sepenuhnya, sehingga secara efektif meningkatkan eksposur perusahaan di sektor pertambangan emas.

Sejak melakukan investasi awal di akhir 2018, reserves dan resources Masmindo sudah meningkat sebanyak 34% dan 18%. Di mana, investasi saat ini masing-masing berada di level 1,5 juta ons dan 2,35 juta ons.

Sebagai bagian dari langkah strategis, anak perusahaan Indika Energy yaitu PT Petrosea Tbk juga terlibat di dalam proyek Awak Mas untuk mewujudkan sinergi usaha dalam rangka penciptaan nilai. Petrosea bertindak sebagai kontraktor untuk pengerjaan Front End Engineering and Design (FEED) yang akan dilanjutkan dengan negosiasi pengerjaan engineering, procurement and construction (EPC).

Melansir RTI, harga saham INDY awal pekan ini ditutup koreksi 2,25% ke level Rp 1.305 per saham. Sepanjang kuartal pertama 2021, Indika Energy membukukan penurunan pendapatan 9,24% menjadi US$ 582,17 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...