Cegah Kasus Mitratel Terulang, IPO BUMN Diusulkan Pakai Opsi Greenshoe
Berdasarkan data Stockbit, harga MTEL hari ini naik 20 poin atau menguat 2,61% ke level Rp785 dari posisi penutupan hari pertama IPO, yakni Rp 765. Kartika menilai momentum perbaikan harga MTEL telah cukup baik.
"Saya yakin 1-2 bulan ke depan akan mulai recover dan melebihi harga IPO-nya," kata Kartika.
Tiko menilai pertumbuhan itu disebabkan gaya dorong yang besar dari valuasi perseroan berdasarkan rasio nilai perusahaan dengan penghasilan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi atau EV/EBITDA. Adapun, EV/EBITDA adalah rasio yang digunakan untuk menentukan valuasi sebuah perusahaan.
EV/EBITDA Mitratel pasca IPO menjadi 10-12 kali dari posisi pra IPO sebanyak 5,4 kali. Angka itu dinilai konservatif lantaran EV/EBITDA perusahaan menara telekomunikasi di Amerika Serikat pasca IPO dapat mencapai 25-30 kali.
Tiko mencatat EV/EBITDA PT Sarana Menara Nusantara ada di posisi 9-0 kali. Sementara itu, EV/EBITDA PT Tower Bersama Infrastructure ada di kisaran 14-15 kali.
"(Dengan harga penawaran) di Rp 800 per saham, kalau dari sisi pasar, pendorongnya besar," ucap Kartika.