Cegah Kasus Mitratel Terulang, IPO BUMN Diusulkan Pakai Opsi Greenshoe

Andi M. Arief
3 Desember 2021, 15:36
BUMN
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi gedung BUMN, jakarata Pusat (09/08).

Berdasarkan data Stockbit, harga MTEL hari ini naik 20 poin atau menguat 2,61% ke level Rp785 dari posisi penutupan hari pertama IPO, yakni Rp 765. Kartika menilai momentum perbaikan harga MTEL telah cukup baik.

"Saya yakin 1-2 bulan ke depan akan mulai recover dan melebihi harga IPO-nya," kata Kartika.

Tiko menilai pertumbuhan itu disebabkan gaya dorong yang besar dari valuasi perseroan berdasarkan rasio nilai perusahaan dengan penghasilan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi atau EV/EBITDA. Adapun, EV/EBITDA adalah rasio yang digunakan untuk menentukan valuasi sebuah perusahaan.

EV/EBITDA Mitratel pasca IPO menjadi 10-12 kali dari posisi pra IPO sebanyak 5,4 kali. Angka itu dinilai konservatif lantaran EV/EBITDA perusahaan menara telekomunikasi di Amerika Serikat pasca IPO dapat mencapai 25-30 kali.

Tiko mencatat EV/EBITDA PT Sarana Menara Nusantara ada di posisi 9-0 kali. Sementara itu, EV/EBITDA PT Tower Bersama Infrastructure ada di kisaran 14-15 kali.

"(Dengan harga penawaran) di Rp 800 per saham, kalau dari sisi pasar, pendorongnya besar," ucap Kartika. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...