Wijaya Karya (WIKA) Rugi Rp 27,9 Miliar saat Omzet Naik, Ada Apa?
Beban tersebut menggerus laba sebelum pajak penghasilan menjadi Rp 47,4 miliar dari sebelumnya Rp 173,15 miliar. Beban pajak penghasilan bertambah menjadi Rp 41,87 miliar, padahal sebelumnya mengantongi surplus pajak penghasilan Rp 12,79 miliar.
Dari sisi laba bersih, WIKA mengalami penurunan 97,02% menjadi Rp 5,53 miliar hingga September 2022. Padahal, pada periode sama tahun sebelumnya perseroan mencatatkan laba bersih hingga Rp 185,9 miliar.
Sebelumnya, pada September lalu Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito mengakui, perseroan terkena dampak kenaikan harga bahan material sebanyak dua kali sepanjang tahun ini. Menurut dia, kenaikan harga bahan baku konstruksi tersebut berdampak pada penurunan kinerja laba perusahaan.
"Pertama, pada Maret - April akibat perang Ukraina dan Rusia yang membuat material baja dan aspal naik. Kemudian, kedua ditambah dengan kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak)," ujar Agung, Selasa (13/9).
Sedangkan dari sisi aset perseroan, naik hingga 97,04%. Menjadi Rp 74,18 triliun per September 2022 dari sebelumya per Desember 2021 sebesar Rp 69,3 triliun.
Dari sisi neraca liabilitas perseroan naik menjadi Rp 56,7 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,9 triliun. Untuk ekuitas perusahaan per September 20222 sebesar Rp 17,42 triliun atau turun 0,05% dari Desember 2021 sebesar Rp 17,43 triliun.