Beban Membengkak, Garuda Indonesia Berbalik Tekor Rp 1,1 Triliun

Patricia Yashinta Desy Abigail
1 November 2023, 16:22
Beban Membengkak, Garuda Indonesia Berbalik Tekor Rp 1,1 Triliun
Katadata/ Wahyu Dwi Jayanto

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 75,85 juta, setara Rp 1,15 triliun hingga September 2023 dengan asumsi kurs Rp 15.951 per dolar AS. Emiten aviasi pelat merah ini sebelumnya mencatatkan laba senilai Rp 3,7 triliun per September 2022.

Garuda Indonesia mencatatkan beberapa beban yang mempengaruhi kinerjanya per kuartal tiga 2023. GIAA membukukan tumbuhnya beban operasional penerbangan hingga 4,62% menjadi US$ 1,13 miliar atau Rp 18,1 triliun per September 2023. Sebelumnya beban operasional penerbangan US$ 1,08 miliar.

Lalu beban pemeliharaan dan perbaikan tercatat US$ 273,68 juta dari sebelumnya US$ 313,07 juta dan terdapat beban keuangan US$ 337,89 juta. Selanjutnya ada beban umum dan administrasi senilai US$ 129,07 juta.

Dalam laporan keuangaannya dikutip Rabu (1/11), GIAA turut mencatatkan beban bandara sebesar US$ 154,77 juta. Serta beban tiket, penjualan dan promosi US$ 149,77 juta dan beban pelayanan penumpang mencapai US$ 123,26 juta.

Di sisi lain pendapatan usaha Garuda Indonesia tumbuh 49,02% menjadi US$ 1,72 miliar, setara Rp 27,5 triliun per kuartal tiga 2023. Dibandingkan sebelumnya, pendapatan GIAA tercatat US$ 1,15 miliar.

Menelisik laporan keuangan Garuda Indonesia, pendapatan perusahaan dikontribusi dari segmen penerbangan berjadwal yang tercatat US$ 1,72 miliar atau Rp 27,5 triliun.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...