Rupiah Perkasa Ditopang Meredupnya Sinyal Kenaikan Agresif Bunga AS

Martha Ruth Thertina
19 Desember 2018, 17:01
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Menjelang rapat petinggi The Fed dua hari ini, Trump juga sempat mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan The Fed agar tidak membuat kesalahan lagi. Sebelumnya, Trump menyebut The Fed gila lantaran terus melanjutkan kenaikan bunga di tengah upayanya menggenjot ekonomi.

Adapaun akhir November lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell juga sempat memberikan sinyal arah kebijakan moneter yang lebih hati-hati di tengah banyaknya ketidakpastian. Ia menganalogikan sikap The Fed dalam menentukan bunga acuan layaknya memasuki ruang gelap dengan banyak furnitur.

“Apa yang akan Anda lakukan?” kata Powell. “Anda melangkah pelan-pelan. Anda mungkin akan berjalan tidak terlalu cepat. Anda merasakan langkah Anda. Di kondisi tidak pasti seperti ini, Anda berhati-hati. Saya pikir itu yang sedang kami lakukan.”

(Baca juga: Menko Darmin Harapkan Hot Money Bawa Rupiah Kembali ke 13.000)

Ia juga sempat menyebut level bunga acuan saat ini sebagai “just below” atau sedikit di bawah kisaran “neutral” alias normal, yaitu level yang dipercaya The Fed tidak akan mengakselerasi ataupun memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pernyataan tersebut berubah dari sebelumnya “a long way” atau jauh dari “neutral”. 

Sebelumnya, para petinggi The Fed berekspektasi kenaikan satu kali lagi Desember ini dan tiga kali lagi tahun depan. Pelaku pasar telah mengantisipasi kenaikan pada Desember ini. Namun, masih menunggu proyeksi terbaru The Fed tentang potensi kenaikan di tahun depan.

Reuters memberitakan, para ekonom menduga proyeksi terbaru dari The Fed kenaikan bunga acuan sebanyak dua kali tahun depan. Sementara itu, traders tidak melihat kenaikan satu kali pun.   

Kepala Ekonom Northern Trust Carl Tannenbaum mengatakan ekonomi tengah berada di titik perubahan. “Anda kemungkinan besar melihat pertumbuhan melambat. Anda tidak tahu berapa banyak pertumbuhan dan pertumbuhan seperti apa yang tersisa setelah stimulus fiskal memudar. Dan itulah mengapa mereka tidak tahu apakah mereka perlu nol, satu, atau lebih banyak kenaikan suku bunga,” kata dia seperti dikutip Reuters.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...