Darmin: Perbaikan Defisit Transaksi Berjalan Perlu Bertahun-tahun

Rizky Alika
25 November 2018, 05:35
Darmin Nasution
Antara

Meski sempat membaik selama tiga tahun terakhir, defisit transaksi berjalan terhadap produk domestik bruto (PDB) kembali melebar menjelang penghujung 2018. Pada kuartal III, besaran defisitnya tercatat 3,37 persen. Angka ini semakin jauh dari batas psikologis, yaitu di bawah 3 persen.

Neraca transaksi berjalan mulai defisit pada 2012 dampak dari turunnya kinerja neraca transaksi barang serta meningkatnya defisit transaksi jasa dan finansial. Dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan pada 2012 mencapai US$ 24,4 miliar atau sebesar 2,65% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

(Baca: Paket Kebijakan Ekonomi Dirilis Buat Tambal Defisit Transaksi Berjalan).

Untuk tahun ini, defisit transaksi berjalan pada triwulan ketiga sebesar US$ 8,8 miliar, setara 3,37 persen terhadap PDB. Nilai tersebut naik 10,89 persen dibanding triwulan sebelumnya dan melonjak 92,58 persen dari triwulan yang sama 2017. Meningkatnya permintaan impor membuat neraca transaksi perdagangan barang pada triwulan ketiga defisit US$ 398 juta dibanding triwulan sebelumnya surplus US$ 297 juta. (Lihat grafik berikut ini)

Pelebaran defisit menunjukkan kebutuhan valuta asing (valas) untuk impor barang dan jasa tidak bisa diimbangi oleh pasokan valas dari ekspor. Kondisi ini membuat Indonesia makin bergantung pada investasi asing. Termasuk portofolio yang sifatnya jangka pendek. Hal ini membuat kurs rupiah rentan bergejolak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...