Sri Mulyani: Argumen Pemerintah Soal Rupiah Sesuai Fakta

Rizky Alika
4 September 2018, 15:46
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Keuangan Sri Mulyani diwawancarai media usai mendampingi Presiden Jokowi bertemu para pengusaha dan eksportir nasional di Istana Bogor, Kamis (26/7)

Perbaikan iklim investasipun dilakukan guna menarik masuk modal asing sekaligus untuk memperbaiki neraca modal. "Sehingga, neraca pembayaran semakin kokoh, ini yang akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah," kata menkeu.

Selain itu, basis investor di dalam negeripun diperkuat disertai dengan pendalaman pasar keuangan agar kestabilan nilai surat berharga pemerintah terjaga. Fungsi intermediasi yang melekat pada lembaga jasa keuangan juga diupayakan stabil.

Pada tataran internasional, pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) akan memanfaatkan kerja sama antarnegara untuk memperkuat instrumen second line of defense.

Adapun dari sisi DPR, Anggota Fraksi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono menyatakan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih parah dibandingkan dengan negara lain. "Di Indonesia adalah yang terparah," katanya.

Dia mengakui, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mata uangnya melemah terhadap dolar AS. Kondisi serupa dialami sejumlah negara.Tapi, imbuhnya, negara lain tidak separah kejatuhan rupiah. "Apalagi semua komoditas kita menggunakan kurs dolar. Jadi, tidak bisa dibiarkan," ujar Bambang.

Sementara itu, Anggota Fraksi Partai Demokrat Michael Wattimena mengeluhkan sikap pemerintah yang kerap menyalahkan faktor-faktor eksternal, seperti perang dagang di antara AS dengan Tiongkok. "Jangan sekali-kali menyalahkan masalah perang dagang, lalu Turki juga," katanya.

Menurut Michael, depresiasi nilai tukar rupiah pada 2015 masih dapat dimaklumi. Pasalnya, saat itu sedang terjadi pergantian tampuk kepemimpinan presiden dan wakilnya sehingga berbagai kebijakan juga mengalami penyesuaian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...