Tarif Angkutan Mudik Naik, BI Prediksi Puncak Inflasi Pada Juni
Data Inflasi Ramadan 2005-2016
Tahun | Inflasi Ramadhan dan Hari Raya |
2005 | Oktober 8,7 persen dan November 1,31 persen |
2006 | September 0,38 persen dan Oktober 0,86 persen |
2007 | September 0,8 persen dan Oktober 0,79 persen |
2008 | September 0,97 persen dan Oktober 0,45 persen |
2009 | Agustus 0,56 persen dan September 1,05 persen |
2010 | Agustus 0,76 persen dan September 0,44 persen |
2011 | Juli 0,67 persen dan Agustus 0,93 persen |
2012 | Juli 0,7 persen dan Agustus 0,95 persen |
2013 | Juli 3,29 persen dan Agustus 1,12 persen |
2014 | Juni 0,43 persen dan Juli 0,93 persen |
2015 | Juni 0,54 persen dan Juli 0,93 persen |
2016 | Juni 0,66 persen dan Juli 0,69 persen |
Data BPS, diolah
Darmin melihat adanya peluang inflasi lebih rendah dari survei BI lantaran harga beberapa komponen pangan bergejolak seperti cabai rawit, bawang putih, dan gula sudah menurun. Adapun, pangan yang harganya tercatat naik yaitu daging dan telur ayam.
Meski begitu, menurut dia, kenaikan harga daging dan telur dianggap sudah semestinya lantaran harganya sempat jatuh. Jika penurunan harga berlanjut terus, peternak yang akan dirugikan. Oleh karena itu, pemerintah membiarkan harganya sedikit naik.
Darmin menjelaskan, tingkat Inflasi rendah yang ingin dicapai pada Ramadan kali ini bertujuan untuk mengubah tradisi lonjakan harga yang selalu terjadi tiap kali Ramadan. Ia menekankan, tidak boleh ada ekspektasi kenaikan harga menjelang Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri.
“Kami balikkan situasinya. Karena semua orang menganggap Ramadan (harga harus) naik. Dia naik beneran. Itu yang harus ditinggalkan,” ucapnya.