Target Pajak Tak Realistis, Jokowi Setujui Usul Sri Mulyani

Safrezi Fitra
9 Agustus 2016, 11:29
Jokowi dan Sri Mulyani
Cahyo | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan

Dia memperkirakan hingga akhir tahun realisasi penerimaan pajak kemungkinan hanya akan mencapai Rp 1.320. Artinya masih akan ada kekurangan penerimaan sebesar Rp 219 triliun. Defisit ini akan tetap terjadi meski pemerintah telah memberlakukan program pengampunan pajak (Tax Amnesty) sejak pertengahan Juli. (Baca: Darmin: Ada Tax Amnesty pun Penerimaan Masih Berat)

Dengan adanya kekurangan penerimaan, perlu ada penyesuaian juga dari sisi belanja. Pemangkasan belanja dilakukan agar APBN-P 2016 menjadi kredibel. Defisitnya bisa tetap terjaga dan tidak menimbulkan krisis kepercayaan terhadap anggaran negara.

Mantan Direktur Bank Dunia ini pun mengusulkan agar pos belanja negara dalam APBN-P 2016 dipangkas Rp 133,8 triliun. Rinciannya belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 65 triliun dan dana transfer daerah sebesar Rp 68,8 triliun.

“Jadi kredibilitas, confidence, dan trust itu harus ditegakkan, mulai dari angka-angka APBN yang bisa mencerminkan realita ekonomi yang kita hadapi,” ujar Sri. 

Dalam APBN-P target pajak sebenarnya sudah dikurangi hingga Rp 76 triliun, sementara belanja K/L dipangkas hingga Rp 50 triliun. Namun karena targetnya masih terlalu tinggi, tidak menutup kemungkinan pemerintah kembali mengajukan revisi APBN-P 2016 kepada DPR.

“Kami akan melakukan apa yang memang bisa dilakukan oleh pemerintah,” kata Sri. (Baca: Defisit Anggaran Melebar, Pemerintah Tambah Utang Rp 17 Triliun)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan meski sudah direvisi, APBN bisa saja kembali diubah. Hal ini tidak menyalahi aturan apa pun. Namun, bisa saja perubahan ini dilakukan tanpa merevisi Undang-Undang (UU) APBN.

Dia juga belum mau menjelaskan kemungkinan penerbitan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perpu) untuk mengubah UU APBN. Sebab, pemerintah masih mengkaji potensi penerimaan negara. “Saya tidak mau simpulkan dulu. Pemerintah sedang menyisir kemampuan penerimaan yang sebenarnya,” kata Darmin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...