Harapan Ekonomi Pulih dari Gairah Kredit Bank di Pengujung Tahun

Agatha Olivia Victoria
16 Oktober 2020, 19:44
pemulihan ekonomi, penyaluran kredit, pertumbuhan kredit, kredit lesu
123RF.com/Sembodo Tioss Halala
Ilustrasi. BI mencatat kredit hingga September 2020 hanya tumbuh 0,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hasil survei Badan Pusat Statistik menunjukkan, hanya 25,94% pelaku usaha yang memperkirakan dapat bertahan lebih dari 3 bulan tanpa bantuan pemerintah, terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet mengatakan pertumbuhan kredit akan mengikuti tren pemulihan ekonomi. Jika pemulihan ekonomi berjalan lambat, maka kredit juga akan sulit tumbuh.

Meski demikian, menurut Yusuf, ada peluang peningkatan kredit secara marginal di kisaran 1% pada kuartal IV 2020. Namun, hal tersebut dengan asumsi bahwa dalam tiga bulan ke depan tidak ada lagi PSBB lanjutan dan tren Covid-19 tidak meningkat secara signifikan.

Momentum Natal dan Tahun Baru pada akhir tahun pun diharapkan akan mendorong permintaan lebih baik dibandingkan kuartal II dan III. "Ini seringkali bisa mendorong konsumsi sehingga juga bisa menjadi alasan pertumbuhan kredit," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Jumat (16/10).

Likuiditas makin longgar

Survei BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun ini hanya akan mencapai 2,5%, anjlok dibandingkan tahun lalu yang mencapai 6,1%. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2019 yang mencapai 6,4%. 

Hingga September 2020, BI mencatat penghimpunan DPK bahkan tumbuh 12,88%, meningkat dibandingkan Agustus yang mencapai 11,64%. Meningkatnya pertumbuhan DPK tahun ini terjadi pada seluruh jenis instrumen simpanan dengan peningkatan tertinggi diperkirakan terjadi pada tabungan. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan intermediasi perbankan saat ini masih lemah. Namun, kemampuan bank untuk menyalurkan kredit dari dana yang dihumpun diperkirakan akan membaik  sejalan dengan prospek perbaikan kinerja korporasi dan pemulihan ekonomi domestik. Apalagi, kinerja korporasi pada kuartal III juga terindikasi membaik, tercermin dari peningkatan penjualan, kemampuan bayar, serta penerimaan perpajakan terutama pada sektor industri dan perdagangan.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, jumlah simpanan masyarakat terus meningkat meski penyaluran kredit melambat. "Kalau hitungan kami secara industri, DPK tahun ini bisa tumbuh di atas 8%, padahal kredit maksimal hanya 1,5%," ujar Andry dalam acara Bincang APBN 2021, Selasa (13/10).

Andry menjelaskan, kenaikan DPK terutama terjadi pada simpanan dengan nominal di atas Rp 5 miliar. Pada Januari-Agustus, total simpanan pada kelompok tersebut bertambah Rp 373 miliar.

Kenaikan simpanan tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada Januari-Agustus 2019 untuk kelompok simpanan yang sama sebesar Rp 115 miliar.   Penabung dengan nominal jumbo itu terdiri dari nasabah individu dan korporasi. Pertumbuhan simpanan yang kencang dinilai Andry mengindikasikan masyarakat masih memilih untuk menyimpan uangnya ketimbang melakukan aktivitas konsumsi di tengah ketidakpastian akibat pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan, kontraksi ekonomi berpotensi kembali terjadi pada kuartal empat. Ekonomi domestik membutuhkan dorong dari sektor swasta, termasuk kredit perbankan. "Kami usahakan bisa mendekati positif atau 0%," ujar dia bulan lalu.

Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi  tahun ini akan negatif 0,6% hingga 1,7%. Konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama ekonomi domestik akan negatif 1% hingga  2,1% , konsumsi pemerintah masih bisa bertumbuh 0,6% hingga 4,8%, PMTB kontraksi 4,4% hingga 5,6%. Lalu, ekspor minus 5,5% hingga 9%, dan impor terkontraksi 11,7% hingga  17,2%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...