Kenaikan Inflasi Tak Berarti Daya Beli Mulai Pulih

Agustiyanti
1 Desember 2020, 17:58
inflasi november, daya beli masyarakat, daya beli lesu, pandemi corona, inflasi
123RF.com/Poemsuk Kinchokawat
Ilustrasi. Inflasi pada November didorong oleh kenaikan harga pangan.

Sri Mulyani memperkirakan inflasi pada sepanjang tahun ini hanya akan mencapai 1,5%. Inflasi ini, menurut dia, terendag dalam enam tahun terakhir.

Namun berdasarkan databoks di bawah ini, proyeksi inflasi tersebut akan menjadi capaian terendak sedikitnya dalam dua puluh tahun terakhir.

Sri Mulyani menjelaskan, terdapat risiko kenaikan harga komoditas pangan yang bergejolak pada akhir 2020 dan awal 2021 seiring periode musim tanam, masuknya musim penghujan, dan dampak La Nina. Selain itu, ada potensi peningkatan permintaan pangan dan transportasi menjelang Natal dan Tahun Baru.

Namun, kenaikan harga pangan diperkirakan masih akan terbatas seiring masih lemahnya permintaan rumah tangga dan serapan industri serta upaya pemerintah mejaga stabilitas harga.

"Inflasi yang rendah memberikan dampak positif pada biaya dana yang rendah. Namun, kita harus berhati-hati dengan tingkat permintaan yang masih rendah, ini harus diperkuat," katanya.

Josua memperkirakan inflasi pada akhir tahun akan kembali meningkat sejalan dengan momentum Natal dan Tahun Baru serta cuti bersama Idul Fitri pada akhir tahun ini. Namun, konsumen kemungkinan masih akan membatasi belanja seiring dengan jumlah kasus COVID-19 harian yang belakangan cenderung meningkat cukup signfikan, terutama di DKI Jakarta.

"Inflasi akhir 2020 diperkirakan akan berada pada rentang 1,55% hingga 1,65%," katanya.

Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah menilai inflasi yang rendah di satu sisi dapat membantu menjaga daya beli masyarakat. Namun di sisi lain, inflasi yang rendah menunjukkan permintaan yang menurun akibat pandemi.

"Inflasi pada Desember kemungkinan berada di kisaran 0,3%. Hingga akhir tahun, inflasi akan dibawah target BI," katanya.

Bank Indonesia sebelumnya menargetkan inflasi pada tahun ini akan berada pada rentang 2% hingga 4,5%. Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo pada bulan lalu memproyeksi inflasi hingga akhir tahun akan berada di bawah 2%.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memperkirakan inflasi pada sepanjang tahun ini hanya akan mencapai 1,5% meski ada potensi kenaikan harga pangan di akhir tahun. Harga pangan masih akan stabil, sedangkan inflasi harga yang diatur pemerintah dan inflasi inti tetap rendah seiring dengan permintaan yang masih lesu dan pembatasan sosial.

"Dengan inflasi yang rendah, BI akan menjaga kebijakan moneter tetap akomodatif. Kami memperkirakan BI menahan suku bunga acuan pada Desember 2020 dan 2021 sebesar 3,75%," kata Andry.

Bank Mandiri memproyeksi inflasi pada tahun depan akan meningkat menjadi 2,29% seiring dengan perbaikan ekonomi. Ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga ke depan akan terbatas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...