Bonus di Balik Melesetnya Target Ekonomi Jokowi Akibat Pandemi

Agatha Olivia Victoria
28 Desember 2020, 19:04
target-target ekonomi, pandemi corona, neraca transaksi berjalan, neraca perdagangan
123RF.com/Elnur Amikishiyev
Ilustasi. Pandemi Covid-19 membuat ekonomi Indonesia masuk ke jurang resesi pada tahun ini.

Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan dan perlindungan sosial yang membantu mengatasi dampak pandemi Covid-19 akan dilanjutkan pada tahun depan. Jokowi juga memastikan akan memberikan vaksin gratis kepada seluruh rakyat mulai tahun depan.

Vaksin diharapkan meningkatkan rasa aman dan kepercayaan publik sehingga mampu mendorong konsumsi ke level normal seperti sebelum wabah menyebar. Di sisi lain, investasi diharapkan meningkat berkat Undang-undang Cipta Kerja yang telah diterbitkan pemerintah. 

"Ekspor pada akhir 2020 sudah mulai pulih dan diharapkan terus meningkat pada 2021. Apalagi kita mendapatkan faislitas GSP (tarif khusus) dari AS," katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi ekonomi sepanjang tahun ini minus 1,7% hingga 2,2%. Dalam APBN 2020, ekonomi diperkirakan kembali tumbuh pada tahun depan mencapai 5%. Namun, perkiraan tersebut bergantung pada perkembangan pandemi. 

"Dinamika Covid-19 hampir semua institusi tidak bisa memprediksi secara akurat bagaimana pandemi mempengaruhi sebuah negara," kata dia pekan lalu. 

Pemerintah dalam APBN 2021 menargetkan inflasi sebesar 3%, sedangkan kurs rupiah dipatok Rp 14.600 per dolar AS. Target tersebut tak jauh dari proyeksi BI yakni inflasi pada rentang 2% hingga 4%, tetapi kurs rupiah di bawah Rp 14 ribu per dolar AS. 

Dalam APBN 2021, tingkat pengangguran terbuka ditargetkan 7,7%-9,1%, sedangkan kemiskinan 9,2%-9,7%. Target kemiskinan dan pengangguran pemerintah pada tahun ini meleset jauh dari target akibat pandemi. Berdasarkan data BPS, pengangguran pada Agustus sebesar 7,07% dari target 4,8% hingga 5% dalam APBN 2020. 

Sementara angka kemiskinan berdasarkan data BPS terakhir hingga Maret mencapai 9,78% dari total penduduk atau 24,6 juta orang. Meski demikian, Sri Mulyani menjelaskan program bantuan sosial yang digulirkan pemerintah berhasil menyelamatkan 3,4 juta orang dari kemiskinan berdasarkan studi yang dilakukan Kementerian Keuangan. 

Piter juga memperkirakan semua indikator ekonomi yang memburuk pada tahun ini dapat kembali membaik pada 2021. Ia meramal pertumbuhan ekonomi berada di rentang 3% hingga 5%, sedangkan inflasi  di rentang 2,5-4,5%.  Proyeksi tersebut dengan asumsi pandemi berakhir serta konsumsi dan investasi pulih.

Namun, ia meramal pengangguran masih akan meningkat pada tahun depan. Tanpa pandemi saja, pertumbuhan angkatan kerja Indonesia mencapai 3 juta per tahun, sementara daya serap perekonomian hanya sekitar 1,5 juta orang, sisanya diserap oleh sektor informal.  Apalagi,  pandemi kemungkinan berakhir paling cepat pada kuartal III 2021.

Direktur Program Institute of Development for Economics and Finances Esther Sri Astuti memproyeksikan perekonomian domestik membaik pada kuartal kedua. Namun, ia ekonomi pada 2021 hanya akan tumbuh 3%. Konsumsi rumah tangga diperkirakan belum akan pulih, sedangkan pertumbuhan kredit perbakan diperkirakan hanya mencapai 5-6%.

Ketersediaan vaksin menurut dia, juga masih  akan terbatas dengan perkiraan program baru akan berjalan secara penuh pada semester kedua tahun depan. 

Esther memproyeksikan pengangguran akan meningkat hingga 10,4 juta orang. Pertambahan terjadi karena meningkatnya angkatan kerja baru yang tidak terserap di pasar tenaga kerja. Dengan bertambahnya pengangguran atas dampak Covid-19, jumlah penduduk miskin akan bertambah menjadi 28,37 juta.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...