Kritik Utang Besar Pemerintah Jokowi, SBY Minta Tunda Proyek Strategis

Happy Fajrian
8 Januari 2021, 17:15
utang pemerintah, susilo bambang yudhoyono, sby, jokowi
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden RI ke-5 Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Ia memaparkan apa yang harus dilakukan untuk mengendalikan belanja negara. Salah satunya yaitu pemerintah harus sangat disiplin dan harus berani menunda proyek dan pengadaan strategis yang masih bisa ditunda.

Jangan karena Perppu (kemudian menjadi undang-undang) yang memberikan extra power kepada pemerintah termasuk tak dibatasinya angka defisit anggaran, “lantas tak pandai menentukan berapa besar defisit yang aman dalam APBN”.

Presiden ke-5 RI ini pun mencontohkan bagaimana keterpurukan ekonomi Indonesia pada 1960-an yang jatuh pada titik terendah karena pemerintah tak pandai mengontrol pembelanjaan yang kelewat tinggi.

“Meskipun waktu itu cara menutup defisit selain menambah utang juga mencetak uang dalam jumlah yang besar, ekonomi Indonesia tak dapat diselamatkan,” kata dia.

Meski demikian SBY masih melihat adanya peluang untuk menyelamatkan perekonomian dengan syarat Covid-19 dapat ditangani dengan sukses. Jika program vaksinasi berhasil dijalankan dengan baik, maka akan terbuka jalan untuk menggerakkan perekonomian.

Namun, pemerintah tetap harus disiplin dan tepat dalam mengatur keuangan negara, harus bisa mengendalikan utang. Hal ini supaya ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang dapat tumbuh dengan baik.

“Pemimpin dan pemerintahan yang bijaksana tentu tidak akan mewariskan masalah dan beban yang sangat berlebihan kepada pemerintahan-pemerintahan berikutnya.

Sementara itu Kemenkeu mencatat realisasi sementara pembiayaan utang APBN 2020 mencapai Rp 1.226,8 triliun, naik 180,4% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 437,5 triliun. Kenaikan utang terutama untuk membiayai anggaran penanganan dampak Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pembiyaan utang dilaksanakan secara prudent, fleksibel, dan terukur dengan mengoptimalkan sumber pembiayaan yang paling efisien.

“Dengan defisit yang meningkat tajam, pembiayaan jadi tantangan yang sangat besar,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa secara virtual, Rabu (6/1).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...