Data Inflasi AS Tak Mampu Angkat Dolar, Rupiah Berpeluang Menguat

Agatha Olivia Victoria
14 April 2021, 09:50
rupiah, nilai tukar, dolar, inflasi AS
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Selain itu, sambung dia, hasil lelang obligasi pemerintah AS yang bagus pekan ini juga membantu menurunkan imbal hasil. "Potensi penguatan rupiah ke kisaran Rp 14.550 per dolar, dengan kisaran resisten di level Rp 14.630 per dolar," ujar dia.

Senada, Analis Monex Investindo Futures Faisyal memperkirakan, rupiah hari ini berpeluang untuk menguat di tengah outlook pelemahan dolar AS. "Ini setelah respon pasar yang biasa-biasa saja terhadap data inflasi konsumen AS yang dirilis semalam," kata Faisyal kepada Katadata.co.id.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,07% ke level 91.79. Dengan begitu, mata uang Negeri Paman Sam loyo terhadap euro, poundsterling Inggris, dolar Australia, dan franc Swiss. Namun berhasil sedikit menguat dibanding dolar Kanada.

Sementara itu, dia menilai, sentimen lain yang dapat menjadi pemicu pelemahan mata uang negeri Paman Sam adalah pernyataan terbaru dari Food and Drug Administration (FDA). Hal ini terkait penghentian sementara pemberian vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson setelah enam orang mengalami pembekuan darah.

"Pernyataan tersebut berpotensi menghambat pemulihan ekonomi AS yang sedang berjalan," ujarnya. Dia pun memperkirakan rupiah akan bergerak di antara Rp 14.580 - 14.690 per dolar sepanjang hari ini.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...