Rupiah Loyo ke 14.262 per Dolar AS Menanti Kepastian Kebijakan The Fed

Agatha Olivia Victoria
16 Juni 2021, 10:27
rupiah, dolar AS, nilai tukar, pelemahan rupiah, kebijakan the fed
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Ilustrasi. Rupiah melemah terhadap mayoritas mata uang Asia lainya.

Selain itu, menurut dia, kenaikan kasus Covid-19 yang telah memicu siaga 1 di sejumlah wilayah di tanah air juga memberikan tekanan ke rupiah. "Pengetatan aktivitas ekonomi karena peningkatan kasus ini bisa menghambat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," kata dia.

Pemerintah melaporkan kasus corona di Indonesia bertambah 8.161 kasus pada Selasa (15/6). sehingga total kasus mencapai 1.927.708 kasus. Sebanyak 1.757.641 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh (91.18%) dan 53.280 orang meninggal dunia (2.76%), sementara sisanya masih menjalani perawatan. Selain itu, ada 108.632 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Di sisi lain, Ariston menilai bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia yang sesuai ekspektasi dapat membantu menahan pelemahan rupiah. Potensi pelemahan ke kisaran Rp 14.270 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.200 per dolar AS.

Pejabat Fed akan bertemu minggu ini untuk membahas kondisi  yang dihadapi, yakni inflasi naik lebih cepat dari yang diharapkan bahkan dengan jutaan orang Amerika masih menganggur lebih dari setahun setelah dimulainya pandemi virus corona. "Dalam pernyataan kebijakan baru dan proyeksi ekonomi yang akan dirilis pada hari Rabu, Bank Sentral AS diperkirakan menunjukkan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan," tulis Reuters dalam laporannya, Selasa (15/6) waktu setempat.

Selain itu, kemungkinan Otoritas Moneter akan melakukan percakapan pertama di antara para pembuat kebijakan tentang kapan dan seberapa cepat untuk mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran yang diluncurkan pada tahun 2020 untuk membantu memerangi resesi yang dipicu oleh pandemi. Pembuat kebijakan juga akan memperbarui pandangan mereka tentang kapan Fed harus menaikkan suku bunga acuan jangka pendek dari level mendekati nol saat ini. Pasar pun akan berfokus pada apakah kelompok inti pejabat bank sentral menggeser kenaikan suku bunga pertama yang diharapkan menjadi 2023 dari 2024.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...